Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Menjelang Piala AFF 2018, mantan gelandang timnas Indonesia Ponaryo Astaman berkesempatan untuk memberikan komentarnya soal timnas Vietnam.
Kepada media Vietnam Zing, Ponaryo Astaman memberikan pengamatannya soal timnas Vietnam.
BolaSport.com melansir dari media tersebut, Ponaryo Astaman menyebutkan timnas Vietnam memiliki masalah yakni kalah di saat yang menentukan.
"Vietnam selalu merupakan tim kuat di Asia Tenggara tetapi masalah mereka selalu mengejutkan ketika kalah pada saat yang menentukan," ujar Ponaryo Astaman.
"Mereka selalu punya generasi pemain berkualitas, permainan yang terorganisir dengan baik seperti timnas U-19 Vietnam, tetapi tersingkir pada momen yang menentukan," ujar mantan gelandang timnas Indonesia itu.
Salah satunya 'ketidakberuntungan' timnas Vietnam adalah melawan Indonesia pada leg kedua babak semifinal Piala AFF 2016 yang dihelat di My Dihn Stadium.
Kiper timnas Vietnam Nguyen Manh diganjar kartu merah akibat menendang punggung Bayu Pradana.
Namun, pelatih Huu Thang tidak bisa berbuat banyak karena sudah melakukan pergantian pemain sebanyak tiga kali.
Kehilangan pemain justru memantik semangat juang pemain Vietnam. Mereka dapat mencetak dua gol untuk berbalik unggul 2-1 (agregat 3-3) dan memaksa pertandingan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu.
(Baca Juga: Gugur di Piala Asia U-19 2018, Timnas U-19 Indonesia Berpeluang Catatkan 3 Rekor Penting)
Sayangnya petaka datang pada menit ke-95. Serangan balik Indonesia memaksa kiper dadakan Que Ngoc Hai menjegal Ferdinand Sinaga di kotak penalti.
Manahati Lestusen yang menjadi algojo tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Indonesia berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Laga leg kedua semifinal itu pun berakhir dengan skor 2-2 dengan agregat 4-3 untuk kemenangan timnas Indonesia.
"Sedangkan untuk SEA Games 2017, saya pikir Vietnam memiliki kekuatan untuk memenangkan kejuaraan," ujar Ponaryo Astaman.
"Tetapi setelah kemenangan mudah, Vietnam gagal mengalahkan Indonesia dan kalah dari Thailand sehingga tersingkir dari fase grup," ujar mantan pemain Borneo FC itu.
Masalah yang dapat dikatakan sebagai masalah psikologi itu mungkin telah menjangkit timnas Vietnam selama bertahun-tahun.
Namun pelatih Park Hang-seo telah menyelesaikan masalah tersebut, dengan bukti membawa timnas U-23 Vietnam mencapai runner-up Piala Asia U-23 2018.
(Baca Juga: Penjelasan PSSI Soal Timnas Indonesia Didominasi Skuat Asian Games)
Selanjutnya, Ponaryo Astaman pun optimistis bahwa pemain muda Asia Tenggara akan bergema seperti timnas U-23 Malaysia dan utamanya timnas U-23 Vietnam.
Ia tidak terkejut dengan pencapaian itu karena negara-negara Asia Tenggara fokus pada pengemabangan sepak bola di level usia muda.
Ponaryo Astaman mencontohkan Thailand sebagai model manajemen pelatihan, di mana negeri Gajah Putih itu membuat perbedaan dengan negara lain dalam sepak bola.
Pria 39 tahun itu mengatakan bahwa pengembangan sepak bola juga dilakukan di Indonesia.
"Kami membutuhkan rencana matang dan program pengembangan yang spesifik. Kami melakukannya di Indonesia," ujarnya.