Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih timnas Indonesia, Bima Sakti, membeberkan alasan tak dipanggilnya Boaz Solossa dalam skuat yang dipersiapkan untuk Piala AFF 2018.
Bima Sakti mengakui, sebagian besar pemain yang menjadi bagian dari skuat timnas Indonesia yang akan tampil di Piala AFF 2018 ini merupakan jebolan timnas U-23 yang tampil pada Asian Games 2018.
Selain itu, gaya bermain juga menjadi alasan di balik pemanggilan sebagian besar nama pemain di skuat timnas Indonesia.
(Baca Juga: 5 Pemain yang Punya Peran Krusial di Piala AFF 2018 Versi Media Asing, Ada Gelandang Timnas Indonesia)
"Yang saya bilang tadi, komposisi timnas Indonesia ini kan untuk Asian Games dan masyarakat sama wartawan selalu bilang senang gaya bermain Luis Milla," kata Bima Sakti, seusai menggelar latihan di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jumat (2/11/2018).
"Jadi ya kami bawa kerangka pemain yang sama untuk saat ini."
Baca juga
(Baca Juga: 5 Pemain yang Punya Peran Krusial di Piala AFF 2018 Versi Media Asing, Ada Gelandang Timnas Indonesia)
Pertama kali dalam sejarah tanpa talenta asal Papua
Dari 23 nama yang telah dipilih, tak muncul satu pun pemain asli Papua.
Padahal seperti banyak diketahui jika kualitas dan talenta pesepak bola Papua mendapat banyak pengakuan.
Baca juga
Bahkan tak sedikit pemain Papua yang menjadi tulang punggung timnas, seperti nama beken Elie Aiboy, Oktovianus Maniani, sampai Boaz Solossa.
Pada awal gelaran Piala AFF 1996 (saat itu Piala Tiger), nama Aples Gideon Tecuari dan Chris Yarangga menjadi pemain Papua pertama yang membela panji Garuda.
Terkhusus Aples Tecuari, ia adalah pemain belakang yang merupakan salah satu pesepak bola terbaik tanah Papua saat itu.
Pada 1998 ada nama Alexander Pulalo dan disusul musim-musim selanjutnya yakni Eduard Ivakdalam pada Piala Tiger 2000.
Selanjutnya di ajang 2000-an barulah muncul nama-nama yang hingga kini tak begitu asing karena sebagian mereka masih ada yang berkarier.
Seperti saat Piala Tiger 2002 kembali nama Aples Tecuari menjadi andalan dibarengi satu pemain lincah, Elie Aiboy.
Pada gelaran selanjutnya yakni musim 2004 pun dapat dibilang sebagai lahirnya talenta terbaik tanah Papua, yakni Boaz Solossa.
Bahkan hingga kini nama Boaz abadi dikenal sebagai primadona Pulau Cenderawasih.
Lalu tradisi Papua di timnas Indonesia dilanjutkan oleh Elie Aiboy, Erol Iba (2007), Ian Louis Kabes (2008), Yesaya Desnam dan Oktovianus Maniani (2010).
Selanjutnya Elie Aiboy, Vendry Mofu, dan Maniani (2010), Immanuel Wanggai dan Boaz Solossa (2014), dan edisi terakhir 2016 yakni Yanto Basna dan Boaz.