Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Nyaris setahun menukangi timnas Indonesia pada level U-23 dan senior, pencarian Luis Milla bisa jadi telah berakhir. Kerinduan eks pelatih timnas U-21 Spanyol itu terjawab sudah lewat kehadiran Ilija Spasojevic di lini depan skuat Merah Putih.
Sejak didaulat menukangi timnas Indonesia pada awal 2017, Luis Milla mungkin dibuat bertanya-tanya dengan kualitas penyerang tengah negeri ini.
Berkali-kali, ia merotasi penyerang tengah, berkali-kali itu pula ia tak puas dengan penampilan pemain pada pos tersebut.
Bomber muda milik Persela, Ahmad Nur Hardianto, sempat menimbulkan secercah harapan kala mencetak gol pada debut kepelatihan Milla bersama skuat Merah Putih.
Kala itu, timnas Indonesia menghadapi Myanmar pada Maret 2017.
(Baca juga: Dua Rekrutan Anyar Selangor FA Bisa Sulitkan Evan Dimas dan Ilham Udin)
Namun, Hardianto belakangan tenggelam setelah mengalami cedera paha berat seusai uji coba melawan Persija.
Sepeninggal Hardianto, pos bomber tengah sempat dipegang Marinus Wanewar.
Namun, anak muda milik Persipura ini tak bisa memuaskan Milla hingga sang pelatih terkadang memainkan penyerang sayap Bali United, Yabes Roni, sebagai ujung tombak.
(Baca juga: Bhayangkara FC Minta Maaf kepada Persebaya dan Bonek, Ada Apa Ya?)
Kehadiran Ezra Walian pun tak banyak membantu. Pemain yang berseragam Belanda hingga ke level U-19 ini cuma bisa mencetak satu gol di SEA Games 2017.
Pada pesta olahraga Asia Tenggara itu, timnas U-23 Indonesia pulang hanya membawa medali perunggu.
Bersama tim senior, Milla pun sempat mencoba jasa Boaz Solossa dan Lerby Eliandry. Tetapi, Milla sepertinya belum puas betul.
Hingga akhirnya, Ilija Spasojevic resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada Oktober 2017.
Pemain yang pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Air untuk membela Bali Devata pada 2011 itu lantas diberi kesempatan melakoni debut melawan timnas U-23 Suriah.
Tiga caps kini sudah dikantungi penyerang Bhayangkara FC pada musim 2017.
Kendati dua gol telah dicetaknya, ketajaman Spaso masih bisa diperdebatkan.
(Baca juga: Sedih, Klub Liga Jepang yang Pernah Dibela Irfan Bachdim Degradasi)
Karena, kedua gol itu diciptakannya hanya saat menghadapi timnas Guyana. Itu pun dengan catatan bahwa salah satunya dari titik putih.
Namun, satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah bahwa penyerang 30 tahun ini telah meningkatkan level ancaman yang dihadirkan skuat Garuda.
Berdasarkan data yang dilansir Labbola, Spaso melepas rata-rata 2,3 tembakan per laga ketika berseragam timnas.
(Baca juga: Liga Jepang Musim 2017 Usai, Juaranya Punya Dua Kesamaan dengan Bhayangkara FC)
Tingkat akurasinya punya tergolong luar biasa, yakni mencapai 85,7%.
Bandingkan dengan rataan 1,7 tembakan/laga dengan akurasi cuma 40,7% yang merupakan gabungan kala pos bomber tengah dihuni oleh Hardianto, Ezra, Marinus, Lerby, hingga Boaz.
Semua catatan itu terjadi dalam 16 pertandingan awal era Milla.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on