Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tak Punya Pelatih Berlisensi ini, Indonesia Bakal Diserbu Pelatih Asing

By Kamis, 4 Januari 2018 | 20:47 WIB
Sutan Harhara, salah satu instruktur pelatih AFC. (GONANG SUSATYO/BOLASPORT.COM)

Sampai saat ini, Indonesia tidak ada memiliki pelatih yang memiliki lisensi AFC Pro Diploma. Hal ini menjadi peringatan bagi PSSI.

Sebab, klub-klub di kasta tertinggi di Asia sudah harus ditangani pelatih yang memiliki lisensi AFC Pro Diploma pada 2020.

Instruktur pelatih Sutan Harhara membeberkan, bahwa Indonesia sudah tertinggal bila dibandingkan Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Mereka sudah memiliki sejumlah pelatih lisensi AFC Pro Diploma.

(Baca juga: Klub China Ini Sukses Bajak Striker Penghuni Lima Besar Daftar Pencetak Gol Terbanyak Liga Spanyol)

Bila tak ada pelatih lokal yang memiliki lisensi itu, bakal banyak pelatih asing yang menyerbu Indonesia.

Mereka inilah yang akan menangani klub-klub Liga 1.

“Ini sudah harus diantisipasi PSSI. Negara-negara di Asia Tenggara sudah memiliki pelatih berlisensi AFC Pro Diploma yang menjadi persyaratan menangani klub mulai 2020. Berarti, tinggal dua tahun lagi mempersiapkan pelatih lokal agar bisa memiliki lisensi tersebut,” tutur Sutan.

(Baca juga: Eks Gelandang Liverpool Berpeluang Jadi Pemain Keempat Mitra Kukar yang Berstatus Alumni Premier League)

“Jadi, targetnya tahun ini atau 2019 sudah ada pelatih lokal yang memiliki lisensi itu. Bila tidak, klub-klub Liga 1 terpaksa memakai jasa pelatih asing. Pelatih lokal yang berlisensi A AFC pada akhirnya melatih klub Liga 2 atau Liga 3,” ucapnya menambahkan.

Menurut Sutan, banyak pelatih lokal yang berkualitas dan sudah selayaknya mengantungi lisensi tertinggi itu.


Pelatih anyar Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan.(MUHAMMAD ROBBANI/BOLASPORT.COM)

Pelatih seperti Widodo Cahyono Putro, Indra Sjafri, Aji Santoso, Fakhri Husaini atau pun Rahmad Darmawan sudah seharusnya berlisensi AFC Pro Diploma.

“Persyaratannya tak gampang. Pelatih yang mengambil lisensi itu harus memiliki klub," tutur Sutan.

"Selain biayanya yang mahal, mereka harus mengambil modul atau magang di luar negeri misalnya di Korea Selatan, Jepang, atau negara Eropa. Mereka juga harus magang di salah satu klub besar,” ujarnya lagi.

(Baca juga: Dilepas Mitra Kukar, Mohamed Sissoko langsung Dikontrak Atletico)

Biaya untuk mengambil kursus AFC Pro Diploma terhitung besar karena mencapai Rp 150 juta, belum lagi kalau peserta kursus harus melakukan perjalanan ke luar negeri.

“Tetapi berapa pun harganya, tingkatan itu harus ditempuh. Pelatih harus memiliki lisensi AFC Pro Diploma,” kata dia.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P