Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tepat pada hari ini lima tahun silam, atau 24 Januari 2013, sepak bola Indonesia dipayungi awan hitam.
Pada hari itu, juru taktik asal Republik Ceko, Miroslav Janu, meninggalkan dunia dan pentas sepak bola untuk selamanya.
Miroslav Janu menghembuskan nafas terakhirnya karena serangan jatung pada Kamis (24/1/2013) pukul 12.00 WIB.
Nahkoda yang malang melintang di sepak bola Indonesia tersebut dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Siloam, Surabaya.
(Baca Juga: PSMS Medan Bakal Masuk Buku Sejarah Petualangan Hamka Hamzah dengan Sriwijaya FC)
Pelatih bertangan dingin yang telah menjadi panutan itu meninggalkan dunia yang ia cintai pada saat usianya memasuki 54 tahun.
Pada petualangan pertamanya di Indonesia, mendiang Miroslav Janu menangani klub Divisi Satu, Persigo Gorontalo di musim 2003.
Tampak mencuat, pada musim selanjutnya ia menangani klub yang juga berasal dari tanah Sulawesi, PSM Makassar.
Tak hanya bersama PSM Makassar, ia juga pernah menukangi tiga tim besar lainnya asal Jawa Timur, yakni Arema, Persebaya Surabaya, dan Persela Lamongan.
Yang paling berkesan kala tangan dinginnya meracik skuat juara bertahan, Arema Indonesia (kini bernama Arema FC) pada musim 2008 dan 2011.
(Baca Juga: Kepergian Michael Essien ke Korea Selatan Tidak Benar?)
Prestasi tertingginya bersama Arema yaitu berhasil membawa tim kebanggaan Aremania itu menjadi runner-up Indonesia Super League (ISL) 2010-2011.
Banyak elemen sepak bola Indonesia yang mengenang kepergian Miro.
Seperti Timo Scheunemann, eks pelatih Persema Malang dan Persiba Balikpapan itu mengenang Miro sebagai panutan.
"Secara sekilas saya melihat, dia memiliki pribadi yang baik dan ramah"
"Saya juga pernah ke rumahnya di Ceko, bertemu dengan keluarganya," jelas Timo, Kamis (24/01).
"Dia contoh pelatih yang memiliki rasa profesionalisme tinggi. Saya pikir patut dicontoh oleh pelatih lain."
"Saya turut berduka cita atas meninggalnya Miro. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi-Nya," bebernya menambahkan.