Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Skor imbang tanpa gol saat menjamu Bali United di leg pertama semifinal Piala Presiden 2018, Minggu (11/2/2018), membuat Sriwijaya berpikir soal rotasi tim pada pertemuan berikutnya.
Laskar Wong Kito sebenarnya memiliki banyak peluang pada pertandingan tersebut.
Perusahaan pengelola data statistik, Labbola, bahkan mencatat Sriwijaya FC melepas 24 tembakan, di mana 3 di antaranya tepat mengarah ke gawang lawan.
Namun, tim asal Palembang, Sumatra Selatan, tersebut tidak berhasil menjebol gawang Bali United, yang dikawal oleh Wawan Hendrawan.
(Baca Juga: Duet Bek Tengah Dadakan Barcelona, Pergeseran Lucas Digne dan Debut Yerry Mina)
Dimotori oleh Ahn Byung-keon dan Demerson lini pertahanan Bali United berhasil menahan serangan demi serangan yang dibangun tim tuan rumah lewat aksi Makan Konate, Alberto Goncalves, dan Manuchekhr Dzhalilov.
Strategi bertahan yang dipertontonkan Bali United ini ternyata memang sudah disiapkan sejak awal pertandingan oleh pelatih Hans Peter-Schaller untuk bisa meredam agresivitas anak asuhan Rahmad Darmawan.
Adapun bagi Sriwijaya FC, kegagalan memenangi laga tersebut tak lepas dari faktor dewi fortuna.
Agar hal serupa tak terulang pada leg kedua di Bali, Rabu (14/2/2018), Sriwijaya FC dianggap perlu mengubah strategi untuk bisa membongkar pertahanan Serdadu Tridatu.
“Kami hanya kurang beruntung saja menghadapi Bali United. Sehingga menghadapi putaran kedua nanti akan ada perubahan stategi dengan melakukan rotasi sebagian pemain, maaf belum bisa saya sebutkan sekarang,” ujar pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan, kepada BolaSport.com.
(Baca Juga: Turnamen Luar Negeri akan Disiapkan untuk Pemain Fed Cup 2018)
Walau demikian, Rahmad Darmawan tetap memberikan pujian pada anak asuhnya. Karena menurutnya dari lima penampilan di piala Presiden, laga melawan Bali United merupakan yang terbaik.
Rahmad melihat timnya mampu memberikan pressing kepada tim lawan sehingga nyaris tidak mampu mengancam gawang Teja Paku Alam.
Pelatih asal Metro Lampung ini pun sudah tidak kaget ketika Bali United memainkan pola bertahan.
“Secara umum saya berikan apresiasi kepada anak-anak karena telah bekerja keras dalam bermain, hanya karena selalu tergesa-gesa maka anak-anak tidak bisa mengatur tempo permainan,” kata Rahmad Darmawan.
Rahmad mengakui menghadapi leg kedua di Bali, timnya harus berlari lebih kencang lagi untuk menghadapi pola permainan Bali United.
(Baca Juga: Kerjasama dan Kebersamaan Menjadi Faktor Keberhasilan Tim Tenis Putri di Fed Cup 2018)
“Kami akan melakukan perubahan stategi, tetapi tentunya kita siapkan untuk mengantisipasi pola permainan mereka,” tutur mantan pelatih T -Team Malaysia ini.
Pelatih yang akrab dipanggil RD ini mengakui bahwa secara umum penampilan anak asuhnya sudah mulai terlihat sudah seimbang, baik dalam menyerang maupun bertahan.