Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Terungkap, Peluang Pemain Indonesia Bermain di Inter Milan

By Septian Tambunan - Rabu, 14 Februari 2018 | 18:37 WIB
Director of Global Youth Business Inter Milan, Barbara Biggi (kanan), berbicara soal Inter Academy Indonesia dalam konferensi pers di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (14/2/2018). (SEPTIAN TAMBUNAN/BOLASPORT.COM)

Wakil Presiden Inter Milan, Javier Zanetti, mengutarakan perasaannya tiba di Indonesia dalam konferensi pers Inter Academy Indonesia di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (14/2/2018). Dia pun menjawab pertanyaan penting yang ingin diketahui pencinta sepak bola Tanah Air.

"Sebuah kehormatan bagi saya bisa berada di Indonesia dengan pendukung Inter Milan yang sangat banyak," kata Javier Zanetti.

"Kami berharap bisa membantu Indonesia untuk mengembangkan sepak bola secara lebih jauh. Gairah sepak bola di Indonesia sangat besar," ucap Zanetti.

Pria yang semasa bermain sukses mempersembahkan 16 gelar untuk Inter Milan ini juga menjawab soal peluang pemain Indonesia berseragam I Nerazzurri.


Wakil Presiden Inter Milan, Javier Zanetti (kedua dari kanan), dan Director of Global Youth Business Inter Milan, Barbara Biggi (kanan), terkesima melihat gemuruh penggemar I Nerazzurri dalam konferensi pers Inter Academy Indonesia di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (14/2/2018).(SEPTIAN TAMBUNAN/BOLASPORT.COM)

"Semua membutuhkan proses, kerja keras. Kami akan membantu mengembangkan pemain Indonesia dan kami akan melihat bagaimana hasilnya ke depan," ujar Zanetti.

Senada dengan Zanetti, Director of Global Youth Business Inter Milan, Barbara Biggi, tak menutup peluang pesepak bola Indonesia untuk memperkuat kubu Giuseppe Meazza.

(Baca Juga: Flawless Hat-trick, Kasta Tertinggi dari Trigol, Satu Bintang Chelsea Pernah Melakukannya!)

"Membela Inter Milan adalah impian anak-anak di akademi, tetapi itu bukan target utama kami, tujuan kami adalah mengembangkan pemain di negara tersebut menjadi profesional. Tentu kami mengharapkan yang terbaik untuk anak-anak di Indonesia," ujar Barbara Biggi.

"Terlalu dini untuk membahasnya sekarang karena ini baru dimulai. Mungkin kita akan membicarakannya tiga tahun lagi. Semua membutuhkan proses," tutur Barbara.