Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Piala Presiden, Ketika Dua Roh Bergentayangan Menyurung Sepak Bola ke Ritus Selebrasi Nasional

By Hery Prasetyo - Kamis, 15 Februari 2018 | 18:05 WIB
Kiper PSMS Medan, Dhika Bayangkara, memblok bola di semifinal kedua Piala Presiden 2018 melawan Persija Jakarta di Stadion Manahan Solo, Senin (12/2/2018). Laga-laga Piala Presiden makin menggairahkan. Tak menutup kemungkinan, Piala Presiden bisa menjadi ritus selebrasi nasional, seperti halnya Piala FA di Inggris atau Copa del Rey di Spanyol. (GONANG SUSATYO/BOLASPORT.COM)

"Itu ukuran turnamen ini menjadi hiburan rakyat sekaligus mendapatkan kepercayaan media," katanya.

Salah satu cara untuk merealisasikan semangat tersebut, Ketua Organizing Committee Piala Presiden Berlinton Siahaan menambahkan, hadiah ditingkatkan Rp 1 miliar secara total.

Hadiah sang juara, misalnya, jika tahun lalu Rp 3 miliar, maka tahun ini akan mendapatkan Rp 3,3 miliar.

Di aspek lain, panitia berusaha memakai wasit terbaik demi kualitas pertandingan.

"Untuk wasit terbaik juga sangat penting karena itu akan menjadi sebuah sorotan bagi masyarakat Indonesia," jelas Berlinton.

Dua roh itu dicoba untuk diseriuskan agar bergentayangan menjadi virus yang mengubah mind set dan kultur sepak bola Indonesia.

Gairah Merekah

Gairah Piala Presiden yang dihidupi roh fair play dan transparansi itu juga makin menjanjikan.

Data dari panitia Piala Presiden 2018 selama penyisihan grup cukup menunjukkan kondisi memuaskan.

Hanya ada 1 kartu merah dan 32 kartu kuning.