Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Banyak yang mengaitkan duel perebutan tempat ketiga Piala Presiden 2018 antara PSMS Medan kontra Sriwijaya FC, Sabtu (17/2/2018), dengan aroma dendam. Tapi, bagi kapten PSMS Medan, Legimin Rahardjo, laga ini bukan cuma soal dendam yang mesti dibayar lunas.
Pertemuan sepasang tim asal Pulau Sumatera tersebut merupakan yang kedua kalinya di Piala Presiden 2018.
PSMS Medan dan Sriwijaya FC sebelumnya sudah bersua di Grup A pada Jumat (26/1/2018).
Pada laga yang berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api tersebut, Sriwijaya keluar sebagai pemenang lewat gol bunuh diri Samuel Sibatuara dan eksekusi penalti Makan Konate.
(Baca Juga: Wawancara Djadjang Nurdjaman: Bobotoh Persib Masih Sayang pada Saya)
Hasil tersebut sekaligus memperkokoh dominasi Laskar Wong Kito atas saudara tuanya itu.
Dalam sembilan pertemuan, tim asal Kota Palembang ini meraih lima kemenangan dan hanya sepasang kekalahan.
Semangat membalas kekalahan inilah yang diapungkan oleh kiper PSMS, Abdul Rohim.
"Ini saatnya untuk membuktikan kalau PSMS bisa menghadapi permainan dari Sriwijaya," katanya seperti dikutip BolaSport.com dari Tribun Medan.
Tekad Abdul Rohim itu tentunya bersemayam di dada pemain PSMS lain, termasuk Legimin Rahardjo.
Legimin merupakan satu-satunya yang tersisa dari skuat PSMS yang bermain melawan Sriwijaya FC pada malam menyesakkan di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, sepuluh tahun silam.
Pada pertandingan di tanggal 10 Februari 2008 tersebut, skuat Ayam Kinantan harus memupus asa merebut trofi kompetisi kasta tertinggi setelah kalah 1-3 di partai puncak Divisi Utama Liga Indonesia 2007.
Kekalahan waktu itu menjadi kian berat karena menjadi antiklimaks perjalanan tim pemilik enam gelar Perserikatan tersebut di musim 2007.
Langkah PSMS ke final waktu itu merupakan kejutan besar.
Sejak sebelum kompetisi dimulai hingga putaran pertama selesai, keruwetan demi keruwetan akibat kesulitan dana lebih mendominasi cerita PSMS.
(Baca Juga: Tercium Aroma Balas Dendam, Abdul Rohim Ingin Buktikan PSMS Medan Mampu Bungkam Sriwijaya FC)
Namun, di bawah pelatih Freddy Muli dan berkat membaiknya finansial tim di putaran kedua, James Koko Lomell cs. ketika itu berhasil lolos ke babak 8 Besar dan bahkan mengalahkan Persipura di semifinal.
Tapi, PSMS seperti kehabisan tenaga saat menapak ke partai puncak.
Sempat bermain imbang 1-1 di waktu normal, Sriwijaya FC akhirnya berpesta lewat tambahan dua gol, termasuk tendangan jauh Zah Rahan Krangar pada menit ke-114 ke gawang kosong karena ditinggal kiper Markus Horison yang naik membantu serangan.
Pada laga tersebut dan juga sekarang, adalah di lengan Legimin ban kapten PSMS disematkan.
Selepas kekalahan di final Divisi Utama 2007, pemain yang akrab disapa Gimin itu turut serta dalam eksodus pemain PSMS ke Persik Kediri bersama Mahyadi Panggabean, Saktiawan Sinaga, Markus Horison, serta Usep Munandar.
Hanya, pada duel di Stadion Utama Gelora Bung Karno akhir pekan nanti, ada hal lain yang perlu diingat gelandang berusia 36 tahun tersebut.
Pelatih PSMS Medan, Djadjang Nurdjaman, rupanya mulai menyasar perbaikan di sektor gelandang bertahan yang ditempati Legimin.
Hal itu disampaikan Djadjang Nurdjaman saat ditanyai apakah akan terus memercayakan pos lini tengah PSMS kepada Legimin di Liga 1 2018.
"Itu yang saya cari sekarang. Mungkin pulang dari sini (Piala Presiden 2018), akan mendatangkan satu slot Asia tersisa dan posisinya ada di situ, yakni untuk gelandang bertahan," ujar pelatih yang akrab disapa Djanur tersebut kepada BolaSport.com.
Legimin selalu dipasang sebagai starter dan tak pernah diganti dalam enam pertandingan PSMS di Piala Presiden 2018.
Sebagaimana data Labbola, Legimin melakukan total 204 operan dengan tingkat akurasi mencapai 82,8 persen (169 operan sukses).
Ia juga melakukan 12 tekel (9 berhasil), 13 intersep, 10 sapuan, serta 5 hadangan.
Tapi, di usianya yang sudah 36 tahun, Legimin agak kewalahan bila tugas defensif di lini tengah melulu dibebankan padanya.
(Baca Juga: Chicarron, Piala Presiden 2018, dan Standar Baru Sepak Bola Indonesia)
Ini yang membuat Djanur melirik opsi mendatangkan gelandang bertahan baru untuk menghadapi kompetisi sesungguhnya.
"Gelandang bertahan itu nantinya bisa saja dimainkan bersama Legimin, atau bisa bergantian," tutur eks arsitek Persib Bandung tersebut.
Gimin adalah legenda tersendiri bagi suporter PSMS. Pemain yang lahir dan besar di Kota Medan tersebut merupakan bagian dari skuat PSMS yang tiga kali memenangi Piala Emas Bang Yos serta meraih gelar di Piala Kemerdekaan 2015.
Tapi, akankah gelandang bertahan anyar ini sekaligus menandai awal dari berakhirnya status tak tergantikan Legimin di lini tengah Ayam Kinantan?
Sepertinya hanya penampilan hebat dari Legimin saat melawan Sriwijaya pada akhir pekan nanti yang bisa mengubah pikiran Djanur.
Sebuah kiriman dibagikan oleh TABLOID BOLA (@tabloid_bola) pada