Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ketua Steering Committee Piala Presiden 2018, Maruarar Sirait mengaku siap bila Piala Presiden berubah dari sekadar turnamen pra-musim menjadi ajang resmi antar-klub nasional menggantikan nama Piala Indonesia.
Menjelang digelarnya babak final, Maruarar Sirait mengaku puas dengan gelaran Piala Presiden 2018.
"Ini kan turnamen, beda dengan liga. Turnamen ini hanya 31 hari, dibuka 16 Januari dan ditutup 17 Februari," kata Ara, sapaan akrab Maruarar Sirait, saat ditemui BolaSport.com di sela-sela geladi bersih final Piala Presiden 2018, Jumat (16/2/2018).
(Baca Juga: Luis Milla Senang dengan Gelaran Piala Presiden 2018)
"Tetapi, karena semua mendukung, semua mau sportif, semua mau fair play, dan semua mau transparan, maka hasilnya lumayan," ujarnya menambahkan.
Ara menyebut semua pihak peduli dengan nilai-nilai olahraga.
"Ini karena kerja tim, termasuk pemilik klub, pelatih, pemain, manajer, suporter, sponsor, hingga televisi. TNI-Polri juga mendukung. Semua mendukung. Kita kan senang kalau semua senang," tutur politikus dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan tersebut.
(Baca Juga: Catatan Negatif Persija pada Tiga Laga Penting Terakhir di Stadion Utama GBK)
Kendati demikian, patut diakui bahwa perhelatan Piala Presiden 2018 menuai pro dan kontra yang begitu besar.
Kontroversi memuncak akibat kedua tim finalis, yakni Persija dan Bali United, yang tidak menurunkan kekuatan utama di fase grup Piala AFC 2018 karena lebih mengutamakan Piala Presiden.