Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ketua Steering Committee Piala Presiden, Maruarar Sirait, menyebut posisinya sebagai Dewan Pembina PSSI sudah cukup dan tidak berniat mengambil peran lebih besar.
Nama Maruarar Sirait terus mencuat di kancah sepak bola nasional seiring digelarnya Piala Presiden.
Pada tiga kali pelaksanaan turnamen tersebut, pria yang akrab disapa Ara ini selalu didaulat sebagai Ketua Steering Committee (SC).
Jabatan ini diembannya sejak Piala Presiden pertama kali digelar pada 2015 dan berlanjut pada edisi 2017 serta 2018.
(Baca Juga: Maruarar Sirait Tak Bisa Menjamin Keberlanjutan Piala Presiden)
Saat ditunjuk sebagai Ketua SC Piala Presiden pada 2015, muncul isu bahwa hal itu merupakan jalan bagi Ara untuk kemudian menjadi Ketua Umum PSSI.
Namun, sebagaimana diketahui bersama, anggapan itu tak menjadi kenyataan.
Ara memang terlibat di PSSI, namun 'hanya' sebagai anggota Dewan Pembina dalam jajaran kepengurusan Ketua Umum Edy Rahmayadi, yang dibentuk pada awal tahun lalu.
Belakangan, seiring berakhirnya Piala Presiden 2018 dan keputusan Edy Rahmayadi untuk cuti sementara dari posisi sebagai Ketua Umum PSSI karena mengikuti rangkaian proses pemilihan kepala daerah di Sumatera Utara, muncul suara yang hendak mendorong Ara sebagai pemimpin di federasi sepak bola nasional tersebut.
"Saya sudah terlibat di PSSI. Saya kan membantu sebagai Dewan Pembina, diminta oleh Bang Edy (Edy Rahmayadi, red.)," katanya saat BolaSport.com bertanya kemungkinan Ara terlibat lebih dalam di PSSI dalam wawancara khusus di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (16/2/2018).
"Bang Edy sahabat saya. Orangnyabersih, berani, tegas, ya kita dukunglah. Saya pikir Bang Edy menjalankan visi-misi dari Presiden Jokowi dengan baik," tuturnya.
Berikut petikan wawancara khusus BolaSport.com dengan Maruarar Sirait: