Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Berkat pengalaman serta kewibawaannya, manajemen Singo Edan pun langsung mendapuknya sebagai kapten tim.
Tak heran, musim 2010 adalah tahun terbaiknya selama empat tahun mewarnai persaingan di kompetisi ISL.
Bersama tim kebanggaan Aremania, Njanka yang memiliki peran vital dalam tim sukses menjuarai ISL 2010.
Padahal saat itu ia sudah tak lagi muda, Njanka merapat ke panji Singo Edan saat berusia 37 tahun.
(Baca Juga: Tak Disangka! Bukan soal Prestasi, Media Asing Ternama Malah Mewartakan Egy Maulana Seperti Ini)
Dengan capaian tersebut namanya langsung menjadi primadona di tanah Malang, terkhusus bagi Aremania.
Namun pada musim selanjutnya, Njanka malah pergi untuk melanjutkan petualangan bersama klub Liga Primer Indonesia (IPL), Aceh United.
Setelah itu, ia kembali ke tim ISL, Mitra Kukar, sebelum pindah ke Persisam Samarinda pada musim 2012 hingga memutuskan untuk pensiun.
Nama Pierre Njanka adalah satu-satunya palang pintu jebolan Piala Dunia yang pernah mewarnai kompetisi tanah air.
Dari nama-nama pemain bintang dunia, mayoritas didominasi oleh pemain dengan berposisikan gelandang atau penyerang.