Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Barito Putera adalah satu dari sedikit klub Indonesia yang selangkah lebih maju dalam hal membina pemain usia dini.
Klub asal Banjarmasin ini sudah menjalankan salah satu persyaratan lisensi AFC itu sejak 2011.
Mereka mempunyai dua program pembinaan pemain muda yang terbagi ke dalam dua kategori; pertama untuk kepentingan bisnis dan satunya lagi sebagai bentuk program CSR.
Untuk sekolah dalam kategori CSR, Barito Putera bekerja sama dengan Real Madrid Foundation dan menggratiskan program latihan untuk para peserta.
Selain gratis, kurikulum yang diterapkan dalam program ini dibuat langsung oleh Real Madrid Foundation.
Sedangkan untuk kategori bisnis, Barito Putera punya program bernama Sekolah Olahraga Barito Putera (SOBP).
SOBP membagi para peserta ke dalam tiga kelas berdasarkan usia; yakni kelas A yang berisikan anak-anak di usia 13-15 tahun, kelas B (10-12 tahun), dan kelas C (6-9 tahun).
Jika sudah melewati batas usia dari 15 tahun, pemain bisa mendapatkan kesempatan mengikuti seleksi Barito Putera U-19.
(Baca juga: Bermimpi Bawa Barito Putera Juara, Pino Siap Dimainkan di Posisi Manapun)
Untuk yang tertarik bergabung, diwajibkan membayar Rp 300 ribu sebagai uang pendaftaran dan Rp 250 ribu sebagai iuran bulanan.
Ada empat fokus utama yang diajarkan di SOPB, yakni fisik, teknik, taktik, dan karakter.
Program SOPB yang baru berjalan sejak 16 Mei 2016, telah dijalankan di Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Barito Kuala.
Di setiap tempatnya, jumlah peserta dibatasi dengan jumlah maksimal 100 siswa.
"Rencananya kami ingin menjalankan SOPB di 13 tempat di seluruh Kalimantan Selatan," kata Asisten Manajer Barito Putera, Mochamad Arifin kepada wartawan, Minggu (29/4/2018).
Satu hal yang berbeda dari SOPB dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) adalah, tak ada tekanan untuk meraih prestasi.
"Di SOPB bukan mencari kemenangan, tetapi keceriaan dalam bermain sepak bola. Pelatih diwajibkan untuk memainkan semua peserta tanpa pandang kemampuan, kurus, atau gemuk, semua harus dapat kesempatan yang sama," tutur Mochamad Arifin.
Uniknya, perkembangan setiap peserta dari SOPB ini akan dilaporkan kepada orang tua secara berkala.
"Setiap perkembangan anak akan dilaporkan kepada orang tua, ini sistemnya mirip seperti pembagian rapot di sekolah," ujar Mochamad Arifin.