Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM – Suatu petang menjelang buka puasa, kesibukan di Rumah Makan Gudeg Basah Bu Sri kian tinggi. Tamu yang hendak berbuka puasa dengan menikmati gudeg memenuhi setiap tempat duduk maupun yang lesehan. Belum lagi rumah makan yang dikelola Nuraini Lestari ini memenuhi permintaan pesanan untuk berbuka.
Menjelang pukul 16.00 WIB, Erwan Hendarwanto sudah bersiap. Tugas manajer PSIM Yogyakarta ini tak lain mengantarkan pesanan gudeg basah di berbagai tempat.
Meski berstatus manajer di klub, ia memang menjadi tukang antar pesanan di rumah makan istrinya.
(Baca Juga: Tergila-gila dengan Lionel Messi, Pria Asal Serbia Ini Sampai Pasang Wajah Sang Idola di Kepala)
Ya, libur kompetisi bukan berarti libur bekerja bagi Erwan. Dirinya turut membantu mengelola rumah makan warisan mertua yang dipercayakan kepada istri.
“Ini tugas saya kalau libur kompetisi. Saya menjadi tukang antar pesanan gudeg. Rumah makan gudeg ini milik keluarga istri. Kebetulan istri yang dipercaya untuk mengelolanya. Tetapi, ini tetap milik keluarga,” ujar Erwan kepada BolaSport.com.
Hanya, jadwal mengantarkan pesanan yang menjadi tugas Erwan mengalami perubahan selama bulan puasa.
Bila libur kompetisi di bulan-bulan biasa, jadwal antaran biasanya pada pagi atau siang hari saat makan siang. Pesanan datang dari kantor, kampus atau sekolah.
“Pesanan biasanya untuk makan siang di acara seminar, pertemuan dan banyak lagi. Di hari biasa, jadwal Di bulan puasa seperti ini, jadwal antar berubah menjadi sore hari menjelang buka puasa,” kata Erwan.
(Baca Juga: Demi Tiket Piala Dunia 2018, Penggemar Timnas Peru Rela Lakukan Hal Ekstrem)
Jadwal buka rumah makan pun mengalami perubahan. Di hari biasa, rumah makan buka mulai pukul 08.00 WIB dan tutup pukul 23.00 WIB.
Selama bulan puasa, rumah makan yang terletak di kawasan Kadipiro, Bantul maupun di Kuncen, Yogyakarta, buka pada pukul 14.00 WIB dan tutup pada dinihari.
(Baca Juga: Habiskan Libur Panjang di Indonesia, Pemain Asing Persib Bandung Ini Malah Alami Kejadian Tak Terduga)
Dengan memiliki 15 karyawan untuk dua rumah makan, tugas mereka dibagi menjadi dua shift. Pembagian waktu kerja juga diterapkan di hari-hari biasa.
“Di bulan puasa, kami buka sampai dinihari karena juga melayani mereka yang ingin sahur. Saat hari Lebaran, kami memilih tutup dan kembali buka pada hari Minggu (17/6/2018)."
"Dari Minggu sampai empat hari ke depan, rumah makan bakal ramai karena masih liburan. Mereka yang mudik juga belum kembali ke kotanya,” tuturnya.
Valentino Rossi: Bodoh Jika Coret Lorenzo dari Persaingan Gelar Juara Dunia https://t.co/OM9zVxGZ9H
— BolaSport.com (@BolaSportcom) June 16, 2018
Rumah Makan Bu Sri berdiri pada 1975. Sang mertua memilih menyediakan gudeg basah karena saat itu sudah banyak yang menyajikan gudeg kering.
Menurut sejarah, gudeg basah sesungguhnya sudah muncul lebih dulu dibandingkan yang kering. Hanya dalam perkembangannya gudeg kering yang kemudian lebih diminati.
(Baca Juga: Nikmati Pantai di Maluku, Kapten Persib U-19 Lakukan Ini)
Pasalnya, gudeg kering bisa tahan lama dibandingkan gudeg basah yang lebih banyak kuah arehnya.
Saat itu gudeg Bu Sri masih merupakan warung yang terletak di pinggir jalan Wirobrajan, Yogyakarta.
(Baca Juga: Inilah Bukti Cedera Mohamed Salah Belum Sembuh 100%)
“Dari warung kecil di pinggir jalan, kami kemudian pindah dan membangun tempat permanen untuk rumah makan pada tahun 2000. Rumah makan ini dikelola keluarga. Sedangkan dalam keseharian, istri saya yang menanganinya,” jelas Erwan yang berlisensi kepelatihan C AFC.
Tidak Percaya
Erwan yang menempati posisi gelandang bertahan saat menjadi pemain ini mulai berkarier sebagai pelatih pada 2010.
(Baca Juga: Begini Cara David de Gea Bangkit dari Blunder Fatal Kontra Portugal)
Saat itu, dirinya menjadi asisten pelatih di PS GAMA Yogyakarta dan tahun berikutnya menjadi pelatih. Selanjutnya, dia diberi tugas menangani Tunas Jogja yang berlaga di Porda Kota Yogyakarta.
“Di kompetisi 2012, saya menjadi asisten pelatih almarhum Maman Durachman dan Seto Nurdiantara. Saya sampai tidak percaya menjadi asisten di salah satu klub tertua di Indonesia,” ujarnya.
Cristiano Ronaldo Dihukum Penjara 2 Tahun dan Denda 305 Miliar https://t.co/oTcVduhtan
— BolaSport.com (@BolaSportcom) June 16, 2018
Makin tak percaya saat dirinya ditunjuk sebagai pelatih kepala di ISC B 2016. Ini menjadi debut Erwan sebagai pelatih di klub profesional.
“Jujur saya sempat menangis saat menjadi pelatih klub legendaris itu. Saya ingat di pertandingan pertama PSIM bertemu Persibat Batang. Terus terang, saya merasa grogi karena masih tak percaya berdiri di pinggir lapangan memberi instruksi kepada pemain,” ungkapnya.
(Baca Juga: Inter Milan Tolak Tawaran 1 Triliun dari Manchester United untuk Bek Muda Ini)
Saat itu ada momen yang membuat Erwan mulai percaya diri. Momen tersebut tak lain saat Engkus Kuswara nyaris mencetak gol.
“Saat itu, dalam hati saya berkata kalau saya bisa. Saya pun makin percaya diri. Hasil akhir memang 0-0, tetapi ini menjadi titik awal yang bagus bagi saya sebagai pelatih,” pungkasnya.
Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada