Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Penikmat sepak bola Indonesia belakangan dibuat resah dengan anggapan soal minimnya stok penyerang tengah lokal berkualitas.
Demi mengatasi masalah tersebut, setidaknya demikian katanya, PT Liga Indonesia Baru sebagai operator kompetisi Indonesia mewacanakan pelarangan striker asing di Liga 1.
Terlepas dari pro dan kontra terhadap wacana tersebut, faktanya sepak bola Tanah Air tetap dihiasi keberadaan striker lokal potensial.
Mulai dari Bagus Kahfi Amiruddin di timnas Indonesia U-16, Hanis Saghara bersama timnas Indonesia U-19, dan peningkatan performa Dedik Setiawan yang membuatnya dipanggil ke timnas senior untuk laga persahabatan kontra Mauritius, Selasa (11/9).
Di sisi lain, diskusi soal striker lokal ini membuat fakta mengenai minimnya bek kanan berkualitas jadi seperti tertutupi.
Untuk laga melawan Mauritius, Danurwindo serta Bima Sakti sebagai karateker pelatih timnas dikabarkan sempat hendak kembali memanggil I Putu Gede Juni Antara.
(Baca Juga: Filosofi Warna Emas di Jersey Baru Timnas Indonesia)
Namun, anggota polisi berpangkat Bripda yang disebut terakhir batal membela Tim Merah Putih karena baru kembali dari libur sepekan selepas Asian Games 2018.
Tentulah terlalu riskan bagi pilar klub Bhayangkara FC ini untuk langsung dipanggil ke laga internasional.
Setidaknya, di mata Luis Milla, I Putu Gede Juni Antara adalah bek kanan terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.
Luis Milla memang sempat memanggil I Made Andhika Wiyaja (Bali United) serta Nazar Nurzaidin (Barito Putera), tetapi tak satu pun dari mereka yang bisa merebut kepercayaan Milla terhadap Putu Gede.
Masalahnya, Putu Gede seperti tak punya pesaing di posisinya.
Satu-satunya bek kanan lain yang beberapa kali dipercaya oleh Milla tak lain Gavin Kwan Adsit, yang diubahnya dari posisi penyerang menjadi bek kanan.
Minimnya pesaing Putu Gede bahkan bisa ditarik hingga ke level senior.
Boleh jadi inilah alasan Milla memanggil kembali Beny Wahyudi, yang sempat menyatakan pensiun dari timnas selepas Piala AFF 2016, di laga kontra Fiji tahun lalu.
(Baca Juga: Riko Simanjuntak Yakin Masuk Skuat Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2018)
Fakta yang terlihat di Liga 1 2018 seperti turut mempertebal alasan kekhawatiran soal stok bek kanan lokal.
Betapa tidak, pemain veteran seperti Ismed Sofyan, Supardi Nasir dan Zulkifli Syukur bahkan masih bisa disebut masuk dalam daftar bek kanan terbaik di Indonesia saat ini.
Untuk uji coba melawan Mauritius (11/9/2018), Danurwindo dan Bima memang juga memanggil Alfin Tuasalamony.
Hanya, sulit menyebut jebolan tim SAD Indonesia itu punya keunggulan dibanding Putu Gede maupun Gavin.
“Dari diskusi selama ini, Milla juga sepertinya belum menemukan bek kanan yang pas untuk level senior. Saya yakin, kalau Milla bersedia menerima perpanjangan kontrak dari PSSI, dia akan tetap memilih Putu Gede untuk pos bek kanan di timnas senior,” ujar Bayu Eka Sari, penerjemah yang mendampingi Milla selama 1,5 tahun di Indonesia.
Masalahnya menjadi rumit saat I Putu Gede Juni Antara tak punya pelapis dengan kualitas sebanding.
“Milla tahu bahwa Putu pemain bagus, tetapi dia juga paham betapa Putu tak bisa terus menerus bermain,” tutur Bayu kepada Bolasport.com.
Soal pemain yang tak bisa terus-menerus dipasang inilah yang disebut sebagai alasan Milla merotasi pemain, termasuk Putu Gede, di laga kedua Grup A Asian Games 2018 kontra Palestina U-23 yang berujung kekalahan 1-2.
Walau demikian, Bima Sakti menyebut publik tak perlu khawatir.
“Banyak kok bek kanan lokal yang cukup bagus. Ada beberapa pemain yang juga masuk nominasi Luis Milla. Tetapi, Putu Gede jadi pilihan utama lebih karena sudah punya chemistry dengan pemain lain seperti Hansamu Yama, Hargianto, dan lainnya,” ujar Bima. Benarkah? Semoga.