Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kericuhan kembali terjadi di partai Liga 3 yang mempertemukan Blitar Poetra vs PSIP Pemalang, hakim garis menjadi korban penganiayaan pemain yang tersulut emosi.
Dalam laga leg kedua babak pertama Liga 3 Regional Jawa 3, Blitar Poetra menjamu PSIP Pemalang di Stadion Gelora Bumi Penataran, Blitar, Jawa Timur, Jumat (5/10/2018).
PSIP berhak melaju ke babak kedua regional Jawa 3 setelah menang 1-0 pada leg kedua.
PSIP unggul agregat 3-2 setelah pada leg pertama di Pemalang, skor berakhir imbang 2-2.
(Baca Juga: Timnas U-16 Indonesia Dibubarkan, Bagus Kahfi Kirim Pesan Menyentuh, Bagas Kaffa Sisipkan Doa)
Pada menit akhir pertandingan, tensi antarpemain kedua tim memanas.
Awalnya, pemain PSIP bertabrakan dengan pemain Blitar Poetra saat hendak berakselerasi melewati lawan.
Benturan di antara keduanya membuat pemain PSIP tersungkur dan harus ditandu.
(Baca Juga: Oktober, Bulan Baik Buat Pecat Jose Mourinho)
Pemain Blitar Poetra meminta sang pemain segera ditandu ke luar lapangan agar tak mengulur waktu.
Maklum, kala itu tuan rumah tertinggal 0-1 akibat gol M.Erwin pada menit ke-62.
Pemain PSIP bernomor punggung 11 kemudian mencoba membantu menaikkan rekannya ke atas tandu.
Namun tak lama, dirinya justru menjadi korban anarkisme yang dilakukan oleh pemain nomor 15 dari Blitar Poetra.
Pemain nomor punggung 11 milik PSIP pun sempat dikeroyok oleh para pemain tuan rumah.
(Baca Juga: Luis Milla Jadi Kandidat Pemain Terbaik Bulan September)
Wasit beserta hakim garis pun dengan sigap melerai pemain-pemain yang bersitegang.
Pertandingan pun kembali berlangsung setelah keadaan kondusif dan tensi menurun.
Hingga pertandingan berakhir, skor 1-0 untuk kemenangan PSIP tak berubah.
Kalah di depan publiknya sendiri agaknya membuat pemain Blitar Poetra gelap mata.
Saat wasit mengakhiri pertandingan, terlihat pemain Blitar Poetra mengejar wasit yang terpaksa harus lari tunggang-langgang ke ruang ganti.
(Baca Juga: Piala Asia U-19 - Jadwal dan Berita Terbaru Timnas U-19 Indonesia)
Sementara itu, di lingkaran tengah lapangan, ada aksi anarkis lainnya.
Para pemain Blitar Poetra terlihat mengeroyok hakim garis dan menjadikannya bulan-bulanan.
Beruntung ada pihak kepolisian dan orang-orang lain yang menyelamatkan sang pengadil lapangan hijau.
Kekalahan 0-1 dari PSIP itu sekaligus memupuskan langkah Blitar Poetra untuk melaju ke babak selanjutnya.
Simak videonya di bawah ini:
View this post on InstagramA post shared by STILL INDONESIAN FOOTBALL (@stillindonesianfootball) on