Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Timnas Indonesia memiliki sebuah catatan negatif selama tampil di Piala AFF 2018.
Sudah menghadapi Singapura dan Timor Leste di Grup B Piala AFF 2018, gawang timnas Indonesia selalu kebobolan lebih dulu.
Saat melawan Singapura (9/11/2018) di Kallang pada laga pertama Grup B Piala AFF 2018, gawang timnas Indonesia dijebol oleh Hariss Harun di menit ke-37 dan Tim Garuda tak bisa membalas sampai akhirnya harus kalah 0-1.
Ketika menghadapi Timor Leste (13/11/2018) di Jakarta, timnas Indonesia juga tertinggal lebih dulu oleh gol Rufino Gama pada menit ke-48.
Tetapi, kali ini skuat besutan Bima Sakti mampu membalas dengan tiga gol lewat Alfath Fathier (menit ke-60'), penalti Stefano Lilipaly (69'), dan Beto Goncalves (82') sehingga berbalik menang 3-1.
Tren kebobolan duluan di Piala AFF 2018 ini jelas menjadi pekerjaan rumah yang sebaiknya segera dibenahi oleh Bima Sakti dan pasukannya.
Namun, tren kebobolan lebih dulu sebetulnya malah bisa menjadi catatan manis terkait modal sejarah timnas Indonesia untuk pertandingan berikutnya di Piala AFF 2018.
Tim Garuda akan menghadapi negara terkuat Asia Tenggara, Thailand, pada Sabtu (17/11/2018) di Stadion Rajamangala, Bangkok.
Sepanjang sejarah pertemuan di Piala AFF, timnas Indonesia hanya pernah 2 kali menang dari 11 duel melawan Thailand.
Baca Juga:
Yang menarik, semua kemenangan itu diperoleh timnas Indonesia dari posisi tertinggal lebih dulu!
Pada laga terakhir fase grup Piala AFF 2010, Indonesia menang 2-1 atas Thailand.
Kebobolan lebih dulu oleh Suree Sukha (menit ke-69), Tim Garuda membalas lewat dua gol penalti Bambang Pamungkas di menit-menit terakhir (82' dan 90+1').
Di leg pertama partai final dua tahun lalu, Indonesia juga menang 2-1 atas Thailand setelah sempat tertinggal duluan.
Gol dari Rizky Pora (65') dan Hansamu Yama (70') membalikkan skor setelah Thailand unggul lebih dulu lewat Teerasil Dangda (33').
Mungkinkah kali ini tren kebobolan lebih dulu di Piala AFF 2018 kembali membawa berkah bagi timnas Indonesia untuk menghadapi Thailand?