Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Buntut Kericuhan Suporter, Bupati Bantul Pastikan Beri Sanksi untuk PSIM Yogyakarta

By Adif Setiyoko - Kamis, 13 Desember 2018 | 11:09 WIB
Kericuhan pada laga PSIM Yogyakarta vs PS Tira di Stadion Sultan Agung, Bantul, Selasa (11/12/2018). (HASAN SAKRI/TRIBUN JOGJA)

Akibat insiden kericuhan yang terjadi pada laga babak 64 besar Piala Indonesia 2018 antara PS Tira kontra PSIM Yogyakarta di Stadion Sultan Agung (SSA), Bantul, Selasa (11/12/2018), pemerintah Kabupaten Bantul akan segera menggelar evaluasi.

Bupati Bantul, Suharsono, memastikan bahwa pihaknya akan segera melakukan evaluasi dan menjatuhkan sanksi bagi PSIM Yogyakarta.

"Pemerintah akan gelar evaluasi. Sanksinya yakni tidak diberi izin (untuk menggunakan SSA, red). Dulu kan pernah ribut juga, kemudian saya larang, lalu saya kasih izin lagi," kata Bupati Bantul, Suharsono, saat ditemui di gedung induk Parsamya, Rabu (12/12/2018).

(Baca Juga: Persib Resmi Depak Mario Gomez, Simon McMenemy Diklaim Jadi Pengganti)

"Sekarang melawan PS Tira aja seperti itu. Ya nanti akan kami bicarakan dengan Disdikpora. Kalau PSIM mau main (di SSA) lagi ya akan kami larang," ujarnya menambahkan.

Menurutnya, tujuan dari pertandingan sepak bola adalah untuk memberikan hiburan kepada masyarakat. Tidak untuk tujuan yang lain-lain. Apalagi membuat kerusuhan.

Baca Juga:

Stadion kandang miliki PSIM Yogyakarta sejauh ini, kata Suharsono belum selesai direnovasi.

"Kami sebagai mitra kerja dan teman. Apalagi Pak Haryadi juga teman saya. Kita tidak punya motif apa-apa.Tapi ketika anak buahnya (Pak Haryadi) tidak bisa kendalikan, ya nanti kami evaluasi."

"Kalau perlu kita larang walaupun hubungan saya dengan pak Haryadi baik," ujar Suharsono.

Laga PS Tira vs PSIM berakhir ricuh

Tanda-tanda ricuh mulai tampak saat laga memasuki menit ke-65, saat wasit tak menggubris hand ball pemain PS Tira di area kotak penalti.

Hal tersebut, memicu protes keras dari para pemain PSIM yang disusul dengan lemparan botol ke arah lapangan oleh para suporter.


Suporter PSIM Yogyakarta turun ke lapangan saat laga Piala Indonesia antara PS Tira melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Sultan Agung, Bantul, Selasa (10/12/2018). (HASAN SAKRI/TRIBUN JOGJA)

Namun, situasi kembali kondusif sehingga laga bisa kembali dilanjutkan.

Kerusuhan yang tidak diinginkan akhirnya benar-benar pecah beberapa saat setelah PS Tira mencetak gol keduanya pada menit 80, lewat Pandi Lestaluhu, yang dinilai berbau offside.

Tidak terima dengan keputusan sang pengadil, ribuan suporter dari tribun timur pun merangsek masuk lapangan.

Situasi semakin tidak terkendali saat massa mulai merusak adboard dan fasilitas stadion lainnya, seperti jaring gawang, serta bench.

Bahkan tidak berhenti sampai di situ, ribuan suporter yang turun ke area steril tersebut, sempat terlibat baku hantam dengan beberapa pemain PS Tira dan aparat keamanan.

Alhasil, sejumlah orang yang terluka pun harus diangkut menggunakan ambulance.

Dirasa tak lagi kondusif, para pemain PS Tira langsung berhamburan masuk ke ruang ganti, sementara skuat PSIM terus berusaha menenangkan massa yang terlanjur tersulut emosi.

Butuh sekitar 20 menit sampai akhirnya suporter berkenan keluar dari lapangan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P