Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Lagi, Dua Nama Exco PSSI Terseret dalam Pusaran Mafia Sepak Bola

By Ramaditya Domas Hariputro - Kamis, 20 Desember 2018 | 09:29 WIB
Logo PSSI (ISTIMEWA)

Kabar terbaru, dua nama Komite Eksekutif (Exco) PSSI terseret dalam pusaran mafia sepak bola Indonesia.

Dua nama Exco PSSI yang dimaksud tersebut yakni Johar Ling Eng dan Papat Yunisial.

Nama Johar Ling Eng dan Papat Yunisal mencuat setelah adanya pengakuan dari narasumber di acara Mata Najwa dengan tajuk "PSSI Bisa Apa Jilid 2" Rabu (19/12/2018).

Bupati Banjarnegara, Budi Sarwono dan Manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani mengungkap keterlibatan dua sosok Exco PSSI itu.

Semula Bupati Budi Sarwono mengungkap sosok Johar yang memegang kendali atas match fixing di Liga 3 2018.

Lebih spesifiknya, kata Budi, Johar pernah menawarkan dirinya dengan membayar 500 juta untuk nantinya bisa menjadi tuan rumah.


Johar Ling Eng, anggota Exco PSSI.(PSSI)

"Waktu itu ditawari oleh Asprov Pak Johar Lin Eng, untuk Banjarnegara menjadi tuan rumah. Tapi dimintakan uang sebesar 500 juta" kata Budi Sarwono.

Sementara dalam pengakuan Lasmi Indaryani, Johar yang juga menjabat dalam Asprov PSSI Jateng sempat mengenalkan dirinya dengan mafia dengan inisial Mr P.

Tujuannya yakni membantu Persibata untuk bisa menjuarai Piala Soeratin tetapi dengan membayar dengan nominal 150 juta.

"Mr. P menawarkan kita menjadi juara ketiga Piala Soeratin dengan biaya RP 150 juta," ungkap Lasmi.

"Mr P (Mbah Pri) menitipkan anaknya untuk bekerja dengan saya inisialnya Mrs T," lanjut Lasmi menjelaskan.

Dalam kesempatan itu pula, baik Budi dan Lasmi menunjukkan bukti transfer dimana sebagian nominalnya ditujukan kepada Johar.

Baca Juga: 

Jika Johar Ling Eng terseret soal pengaturan skor, maka lain pula kasus yang menyangkut Papat Yunisial.

Menurut pengakuan Lasmi, nama Papat sempat menawarkan dirinya untuk menjadi Manajer timnas putri U-16 Indonesia.

Papat Yunisial bersama sosok berinisial Mrs T atau Tika, yakni salah satu wasit perempuan futsal nasional bekerja sama untuk merayu Lasmi.

Lasmi mengungkap, dirinya sempat ditawari untuk menjadi manajer timnas jika ingin Persibara naik kasta ke Liga 2.

Namun tawaran itu bukan tanpa imbalan. Artinya, Lasmi Indaryani diharuskan membayar uang sebesar 300 juta untuk bisa menjadi manajer.

Total biaya tersebut nantinya untuk alokasi TC timnas putri U-16 Indonesia yang diagendakan di Banjarnegara.


Papat Yunisal saat menghadiri kursus lisensi C AFC di Bojongsari, Depok, Jum'at (27/2/2015).(HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET )

"Salah satunya saya merasa ditipu juga adalah mereka menawarkan menjadi manajer timnas putri U-16."

"Kata dia paling tidak jika ingin naik kasta, harus berkontribusi terhadap PSSI pusat salah satunya menjadi manajer timnas."

"Saya diminta keluarkan 300 juta. Uang itu untuk hotel, makan dan sebagainya," ungkap Lasmi.

Sebelum nama Johar Ling Eng dan Papat Yunisial, satu nama Exco PSSI lebih dulu terseret dalam kasus pengaturan skor.

Nama yang dimaksud yakni Hidayat. Hidayat disebut ikut mengatur pertandingan Liga 2 2018, termasuk laga PSS Sleman kontra Madura FC.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade, mengucapkan terima kasih kepada The Jak Mania. #gedewidiade #persija #thejakmania

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P