Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kasus dugaan penyuapan kembali menimpa Komite Eksekutif (Exco) PSSI, kali ini Johar Lin Eng telah ditetapkan sebagai tersangka.
Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, Johar Lin Eng, ditangkap oleh anggota Polda Metro Jaya pada Kamis (27/12/2018).
Johar Lin Eng ditangkap di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, sekitar pukul 10.12 WIB setelah tiba dari Solo.
Johar ditangkap atas tuduhan penipuan serta penyuapan yang dilaporkan oleh manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani.
“Kami ada laporan polisi yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Lasmi Indrayani (Manajer Persibara). Dia melaporkan ada kegiatan-kegiatan yang dirasa tidak pas dalam kegiatan persepakbolaan, terutama dalam Liga 3 dan Liga 2 yang ada di daerah Jawa Tengah,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono.
“Penangkapan hari ini, besok baru lakukan penahanan. Sudah tersangka, sudah. Sudah kami tangkap berarti tersangka ya,” kata Argo.
Baca Juga:
“Dia kena pasal penipuan dan penggelapan serta juga suap. Kena tindak pidana dan pencucian uang maka tuntutan hukumannya 5 tahun ke atas,” tutup Argo.
Kasus yang menimpa Johar Lin Eng semakin menambah daftar Exco PSSI yang terlibat skandal pengaturan skor di kasta Liga 2 dan Liga 3.
Dalam acara Mata Najwa "PSSI Bisa Apa Jilid 2", Lasmi Indaryani tak hanya menyebut nama Johar Lin Eng.
Mbah Putih, Mr.P, Miss T, semuanya diungkapkan oleh Lasmi dalam tayangan tersebut.
Namun, ada satu lagi sosok Exco PSSI yang disebut oleh Lasmi yakni Papat Yunisal.
(Baca Juga: Persib Bandung Disebut Gaet Gelandang Asal Montenegro, Bobotoh Geram)
Dituturkan Lasmi, agar prestasi Persibara menanjak, ia dibujuk oleh Miss T yang menjadi asistennya untuk memberikan kontribusi bagi PSSI Pusat.
Salah satu caranya adalah dengan menjadi manajer timnas wanita U-16 Indonesia.
Lasmi pun menggelontorkan uang Rp300-400 juta, dengan bantuan ayahnya Budhi Sarwono Bupati Banjarnegara, untuk menggelar pemusatan latihan timnas wanita di Banjarnegara.
Awalnya Lasmi berpikiran bahwa uang tersebut digunakan untuk operasional tim, akan tetapi hitung-hitungan dilakukan oleh Miss T dan Papat Yunisal.
"Dia bilang,'Paling tidak, jika ibu mau naik kasta, harus berkontribusi terhadap PSSI Pusat salah satunya menjadi manajer Timnas'. Saya keluarkan Rp 300 juta. Uang itu untuk hotel, makan, dan sebagainya," ujar Lasmi.
"Setahu saya, itu untuk operasional semuanya, exco PSSI pusat yang menentukan nominal itu. Miss T dan Exco PSSI pusat Papat Yunisal," kata dia.
(Baca Juga: Berita Pengaturan Skor - Johar Lin Eng Ditangkap hingga Tindakan yang Diambil PSSI)
Papat Yunisal terlibat dalam struktur organisasi PSSI sebagai Ketua Komisi Sepak Bola Perempuan.
Posisi tersebut juga yang menentukan siapa yang akan jadi manajer timnas wanita Indonesia.
Papat Yunisal yang juga merupakan mantan pemain timnas Indonesia sekaligus merupakan Wakil Ketua Komisi Studi Strategis.
Sebelum mencuat nama Johar Lin Eng dan Papat Yunisal dalam kasus dugaan pengaturan skor, Hidayat sudah lebih dulu mundur dari posisi Exco PSSI.
Hidayat terlibat pengaturan skor dengan Madura FC saat berlaga di babak 8 besar Liga 2 2018.
Manajer Madura FC, Yanuar Herwanto, menceritakan di acara Mata Najwa "PSSI Bisa Apa Jilid 1" bahwa timnya ditawari bekerja sama jika mau menyetor sejumlah Rp100-150 juta.
(Baca Juga: Bek Persib Bandung Dikabarkan Gantikan Posisi Ryuji Utomo di PTT Rayong)
Atas aksinya tersebut, Hidayat pun dikenai hukuman dilarang berkecimpung di sepak bola nasional selama tiga tahun, dilarang memasuki stadion di Indonesia selama dua tahun, dan denda Rp150 juta.
Dari ketiga nama (Johar Lin Eng, Papat Yunisal, dan Hidayat), baru satu yang menjadi tersangka.
Sementara dua orang lainnya saat ini masih belum mendapat sanksi hukum dari Satgas Antimafia Bola.