Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Momen Baik dan Buruk 93 dan 04

By Jumat, 10 November 2017 | 13:55 WIB
Pebalap tim Repsol Honda, Marc Marquez (kiri) dan pebalap tim Ducati, Andrea Dovizioso, berpose di Sirkuit Valencia pada 9 November 2017 menjelang lomba seri terakhir MotoGP musim 2017 di Sirkuit Valencia. (AFP)
  • Menang beruntun di Italia dan Catalunya - Ducati dipatok hanya bisa menang di sirkuit cepat (Red Bull Ring). Andrea Dovizioso mengubur asumsi itu. Dia terbukti bisa menang, bahkan beruntun, di Mugello dan Catalunya. Itu adalah dua sirkuit yang bertahun-tahun tak cocok untuk Ducati.
  • Ducati temukan solusi traksi dan fairing - Musim lalu motor Ducati bermasalah dengan traksi sehingga ban cepat aus. Plus, pelarangan winglet adalah problem besar. Tapi, dua problem besar itu diatasi bersamaan di musim ini. Bahkan, Dovi bisa menang selain di Red Bull Ring justru karena dia bisa menghemat ban. Plus, fairing itu kian membuat dia (dan Jorge Lorenzo) lebih percaya diri, karena menjadi pengganti winglet yang spadan.
  • Menang di tikungan dan lap terakhir di Austria dan Jepang - Momen kembar nan spektakuler dibuat Dovi di Austria dan Jepang, yakni menyusul Marquez di tikungan terakhir dan lap terakhir pula! Langkah cerdas Dovi adalah, membiarkan Marquez terlebih dahulu, sebelum balik menyusulnya. Brilian!
  • Menang di Malaysia - Dovi dalam tekanan besar bila tidak mampu menang di Malaysia. Nyatanya, dia berhasil menghapus tekanan itu dengan cara menaklukkan lintasan Sepang yang basah. Kemenangan itu membuat perburuan gelar juara dunia mesti ditentukan pada seri terakhir.

(Baca Juga: Manchester United Kalahkan Real Madrid dalam Perburuan Pemain Muda Benfica)

Momen Buruk

  • Ditabrak Aleix Espargaro di Argentina - Dua musim beruntun Dovi jadi korban tabrakan di GP Argentina. Tahun 2016 oleh rekan setimnya, Andrea Iannone, sementara tahun ini oleh Aleix Espargaro.
  • Melempem di Jerman dan Aragon - Kalau saat ini Dovi bisa tertinggal banyak poin dari Marquez adalah karena dia melempem saat di GP Jerman dan Aragon. Dia hanya bisa finis masing-masing di posisi 8 dan 7 di kedua seri itu.
  • Babak belur di Australia - Penampilan Dovi, dan Ducati secara keseluruhan, mencapai titik nadir di Australia. Di sana mereka tak bisa berbuat apa-apa karena karakter Phillip Island tak cocok buat Ducati. Setumpuk tikungan cepat nan panjang tak bisa mereka taklukkan. Parahnya, Dovi finis di posisi 13 karena disusul oleh Petrucci dan Dani Pedrosa menjelang finis.
 

TENTU, MESSI PUNYA KUASA #BolaJumat

Sebuah kiriman dibagikan oleh TABLOID BOLA (@tabloid_bola) pada

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P