Setelah membandingkan performa 2016 dan 2017, kali ini kita kupas momen baik dan buruk Marc Marquez dan Andrea Dovizioso di sepanjang 2017 hingga mereka menjadi dua kandidat utama perburuan gelar juara dunia.
Penulis: Arief Kurniawan
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, memacu motor pada latihan ketiga GP Australia yang berlangsung di Sirkuit Phillip Island, Sabtu (21/10/2017).(PETER PARKS /AFP PHOTO) MARC MARQUEZ
Momen Baik
- Menang beruntun di Jerman dan Rep. Ceska - Sejak awal musim Marquez tak pernah pimpin klasemen, tapi dua kemenangan di Sachsenring (Jerman) dan Brno (Rep. Ceska) langsung mengatrol posisinya dan ada di atas. Apalagi di Brno dia menang lewat spesialisasinya, balapan flag-to-flag.
- Tes khusus di Brno atasi problem akselerasi - Kalau pada 2016 masalah ECU seragam jadi problem Honda, tahun ini adalah soal akselerasi. Namun, tes tertutup nan spartan pada bulan Juli di Sirkuit Brno, Rep. Ceska, mengubah segalanya. Marquez dan Honda mendapatkan solusi jitu, sehingga setelah itu motor 93 selalu membuat khawatir lawan di sirkuit mana pun.
- Menang di San Marino - Hasil tes di Brno yang positif membuat Marquez bisa tampil bagus di lintasan basah atau kering. Ketika menang di GP San Marino, di lintasan basah Marquez berani ambil risiko menyusul Danilo Petrucci (Ducati) di lap terakhir karena dia sudah nyaman dengan motornya.
- Menang di Australia - Karena baru saja poinnya terpangkas, Marquez mesti menang di Australia. Saat balapan dia dikepung tujuh pebalap untuk berebut posisi satu. Balapan sangat seru, tapi lima lap menjelang finis Marquez melesat sendirian. Dia menang karena selain treknya cocok dengan gaya balapnya, juga lantaran dia sebelumnya menghemat ban untuk dipakai menyerang hingga finis.
(Baca Juga: Dirumorkan Dipecat, Ini Komentar Indra Sjafri)
Momen Buruk
- Kecelakaan di Argentina - Argentina adalah salah satu balapan yang bisa dengan mudah dimenangi Marquez. Namun, karena dia terburu-buru ingin melesat, ban yang masih dingin malah membuatnya terjatuh pada lap ketiga di saat sedang memimpin.
- Mesin meledak di Silverstone - Ini juga balapan yang berpotensi dimenangi Marquez. Dia tidak langsung ada di depan karena sedang menghemat ban. Tetapi, ketika merasa waktu untuk menyerang tiba, mesin motor Hondanya malah meledak.
Pebalap Ducati Team, Andrea Dovizioso, memacu motor pada sesi kualifikasi GP Malaysia di Sirkuit Sepang, Sabtu (28/10/2017).(MOHD RASFAN/AFP PHOTO) ANDREA DOVIZIOSO
Momen Baik
- Menang beruntun di Italia dan Catalunya - Ducati dipatok hanya bisa menang di sirkuit cepat (Red Bull Ring). Andrea Dovizioso mengubur asumsi itu. Dia terbukti bisa menang, bahkan beruntun, di Mugello dan Catalunya. Itu adalah dua sirkuit yang bertahun-tahun tak cocok untuk Ducati.
- Ducati temukan solusi traksi dan fairing - Musim lalu motor Ducati bermasalah dengan traksi sehingga ban cepat aus. Plus, pelarangan winglet adalah problem besar. Tapi, dua problem besar itu diatasi bersamaan di musim ini. Bahkan, Dovi bisa menang selain di Red Bull Ring justru karena dia bisa menghemat ban. Plus, fairing itu kian membuat dia (dan Jorge Lorenzo) lebih percaya diri, karena menjadi pengganti winglet yang spadan.
- Menang di tikungan dan lap terakhir di Austria dan Jepang - Momen kembar nan spektakuler dibuat Dovi di Austria dan Jepang, yakni menyusul Marquez di tikungan terakhir dan lap terakhir pula! Langkah cerdas Dovi adalah, membiarkan Marquez terlebih dahulu, sebelum balik menyusulnya. Brilian!
- Menang di Malaysia - Dovi dalam tekanan besar bila tidak mampu menang di Malaysia. Nyatanya, dia berhasil menghapus tekanan itu dengan cara menaklukkan lintasan Sepang yang basah. Kemenangan itu membuat perburuan gelar juara dunia mesti ditentukan pada seri terakhir.
(Baca Juga: Manchester United Kalahkan Real Madrid dalam Perburuan Pemain Muda Benfica)
Momen Buruk
- Ditabrak Aleix Espargaro di Argentina - Dua musim beruntun Dovi jadi korban tabrakan di GP Argentina. Tahun 2016 oleh rekan setimnya, Andrea Iannone, sementara tahun ini oleh Aleix Espargaro.
- Melempem di Jerman dan Aragon - Kalau saat ini Dovi bisa tertinggal banyak poin dari Marquez adalah karena dia melempem saat di GP Jerman dan Aragon. Dia hanya bisa finis masing-masing di posisi 8 dan 7 di kedua seri itu.
- Babak belur di Australia - Penampilan Dovi, dan Ducati secara keseluruhan, mencapai titik nadir di Australia. Di sana mereka tak bisa berbuat apa-apa karena karakter Phillip Island tak cocok buat Ducati. Setumpuk tikungan cepat nan panjang tak bisa mereka taklukkan. Parahnya, Dovi finis di posisi 13 karena disusul oleh Petrucci dan Dani Pedrosa menjelang finis.