Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Indonesia hingga Angka 13, Ini 6 Hal Menarik dari Peluncuran Tim MotoGP Yamaha dan Ducati

By Arief Kurniawan - Kamis, 25 Januari 2018 | 14:17 WIB
Yamaha M1 (kiri) dan Ducati Desmosedici GP terbaru, penantang Marc Marquez untuk musim 2018. (Yamaha MotoGP - Ducati Corse)

Peluncuran dua tim MotoGP, Ducati (15/1) dan Yamaha (24/1), masih menyisakan cerita menarik yang bisa berdampak untuk musim ini atau bahkan dua tahun mendatang.

Inilah 6 hal menarik tersebut.

1. Ducati Pe-De dengan Fairing


Ducati 2018 (kiri) dengan fairing dan tanpa fairing saat peluncuran 2017 (kanan).(Ducati Corse)

Sebagai pionir sayap tambahan di bodi motor, Ducati sangat percaya diri kali ini. Bila pada launching tahun lalu belum tampak bentuk fairing seperti apa karena regulasinya juga baru diterapkan dan banyak ketidakpastian soal batasannya, tahun ini justru kentara sekali. Di motor Desmosedici GP18, fairing itu terlihat jelas. Ducati seolah menegaskan, mereka bukan hanya penemu tapi juga yang terdepan untuk urusan ini.

2. Tekanan Berpindah


Jorge Lorenzo (kiri) kini justru lebih tanpa beban ketimbang Andrea Dovizioso.(Ducati Corse)

Pada peluncuran Ducati 2017 Andrea Dovizioso seperti tidak dianggap, semata karena ada anak baru bernama besar, Jorge Lorenzo. Dampaknya, Dovi mengarungi 2017 dengan rileks dan tanpa beban dan hasilnya adalah enam kali menang dan runner-up dunia. Peluncuran Ducati 2018 terbalik, Dovi justru kini yang jadi sorotan sehingga tekanan ada padanya. Lorenzo malah santai, bahkan dia bilang nilai jualnya sekarang sedang turun.

3. Dulu Rossi, Sekarang Lorenzo


Jorge Lorenzo (kiri) dan Valentino Rossi membuat Ducati mengubah banyak hal pada motor mereka.(Ducati Corse)

Status juara dunia dan bernama besar wajar jadi prioritas. Ketika Valentino Rossi datang ke Ducati pada 2011, motor Italia ini rela mengorbankan mesin mereka, dari screamer ke big bang, semata untuk mengadopsi gaya balap Rossi. Kini itu terjadi lagi. Ducati mengorbankan banyak hal agar gaya balap Jorge Lorenzo yang piawai dalam cornering speed atau konsisten cepatan selama menikung (dan itu menjadi titik lemah Ducati selama ini), terakomodasi. Walau Andrea Dovizioso tahun lalu membuktikan mampu mengoleksi 6 kemenangan sementara Lorenzo 0, tapi arah pengembangan Ducati sebaliknya: semua harus apa yang dimaui Lorenzo. Sepanjang 2017 hal positif paling menonjol hasil kolaborasi Ducati-Lorenzo adalah Si Nomor 99 selalu bagus di lintasan basah, satu hal yang jarang dia perlihatkan saat bersama Yamaha.

4. Kontrak, Kontrak, Kontrak


Maverick Vinales menjadi pebalap pertama yang terikat kontrak dengan tim pabrikan hingga 2020.(Yamaha MotoGP)

Semua pebalap top habis masa kontraknya di akhir 2018, kecuali Maverick Vinales. Dia baru saja memastikan akan tetap di Yamaha hingga 2020. Andrea Dovizioso dan Jorge Lorenzo mungkin tetap di Ducati, tapi bisa juga pindah. Valentino Rossi? Tunggu tiga balapan pertama 2018, katanya. Dia bisa ambil opsi kontrak setahun, bukan dua tahun. Bagaimana kalau Marc Marquez memutuskan pindah dari Honda? Kalau itu terjadi, komposisi pebalap di tim-tim papan atas 2019 pasti berubah total.

5. Indonesia Paling Menonjol


Slogan "Semakin di Depan" selalu melekat dengan tim pabrikan Yamaha di ajang MotoGP. Kebanggaan Indonesia.(Yamaha MotoGP)

Dipelopori oleh Yamaha Indonesia dengan slogan "Semakin di Depan", tim Movistar Yamaha MotoGP kian kebanjiran sponsor dari Yamaha Asia Tenggara. Setelah Vietnam (Go Beyond), lalu Filipina (Blue is Fast), tahun ini ketambahan satu lagi, Thailand. Negeri Gajah Putih itu berkepentingan karena untuk kali pertama mereka bakal menggelar GP di sana. Namun dari semua promo negara ASEAN pada peluncuran M1 di Madrid itu, slogan "Semakin di Depan" paling menonjol terutama di overall (baju pebalap).

6. Rossi dan Tahun ke-13


Kombinasi familiar selama 13 musim, warna biru Yamaha dengan warna kuning nomor 46.(Yamaha MotoGP)

Valentino Rossi hadir di MotoGP sejak tahun 2000, alias 2018 adalah musim ke-19-nya. Namun, khusus untuk Yamaha, 2018 adalah tahun ke-13 The Doctor bersama tim Tiga Garpu Tala itu. Rossi tak percaya takhayul bahwa 13 adalah angka sial. Patokan keberhasilannya bukan pada angka 13, tapi motor Yamaha yang nyaman dan cepat. Bila motor musim ini bagus, bukan mustahil itu malah menjadi tahun kesuksesan Rossi meraih gelar juara MotoGP yang ke-8. Dan sejauh ini dia justru berprestasi paling buruk bersama Yamaha (ranking 5 dunia) pada tahun ke-12-nya, yakni musim lalu.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P