Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sudah mengaku salah, tetapi masih juga dihujat. Begitulah kondisi yang tengah dialami oleh pebalap Repsol Honda, Marc Marquez.
Marc Marquez menjadi buah bibir di seluruh penjuru dunia gara-gara terlibat insiden dengan Valentino Rossi (Movistar Yamaha) pada balapan MotoGP Argentina yang berlangsung di Autodromo Termas de Rio Hondo, Senin (9/4/2018) dini hari WIB.
Kedua pebalap papan atas MotoGP itu bersenggolan sehingga menyebabkan Rossi mengalami crash dan gagal menyelesaikan balapan.
Merasa bersalah dan menyesal, Marquez pun kemudian berinisiatif meminta maaf kepada Rossi.
(Baca Juga: Valentino Rossi Tuding Permohonan Maaf dari Marc Marquez Hanyalah Sebuah Pencitraan!)
Didampingi dua orang dari timnya, pebalap asal Spanyol itu menghampiri garasi tim Yamaha.
Namun, alih-alih diterima dan bertemu Valentino Rossi secara personal, Marc Marquez justri diusir dari garasi tim rivalnya itu.
Kondisi ini membuat mantan rekan setim Rossi, Colin Edward, angkat bicara.
Menurut pria berusia 44 tahun tersebut, tindakan Marquez yang meminta maaf di depan kamera adalah tindakan berisiko sekaligus sembrono.
Tidak hanya berisiko bagi Marquez, tetapi juga menyinggung kondisi mental Rossi yang menjadi "korban" keagresifannya.
"Anda membicarakan tentang menempatkan diri Anda sendiri ke dalam sebuah risiko, terlebih lagi dengan orang yang Anda hadapi," ujar Edward yang dikutip BolaSport.com dari Autosport.
"Hal ini sungguh tidak bisa dipercaya," kata Edward lagi.
Hal senada juga diungkapkan oleh para mantan pebalap MotoGP lain, Neil Hodgson dan James Toseland, yang menganggap aksi minta maaf Marquez adalah kesalahan.
(Baca Juga: Minta Maaf di Depan Kamera, Marc Marquez Lakukan Kesalahan Besar untuk Luluhkan Valentino Rossi)
Seperti Colin Edward, kedua eks rider MotoGP itu juga menyayangkan sikap sembrono Marquez saat meminta maaf.
Baik Hodgson maupun Toseland malah mencap Marc Marquez sebagai pebalap yang tidak menghormati rival serta punya gaya balap terlalu agresif.