Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Valentino Rossi tidak bisa menyembunyikan kekesalannya pada tim Yamaha.
Menurut pebalap berkebangsaan Italia tersebut, Yamaha terlalu lambat dalam menangani masalah pada piranti elektronik miliknya (ECU).
Lambatnya Yamaha dalam mencari solusi untuk membenahi motor membuat The Doctor tidak bisa meraih hasil bagus sepanjang empat seri balapan MotoGP 2018.
Dapat dilihat, jangankan untuk menjadi pemenang balapan, Valentino Rossi bahkan harus bekerja keras untuk sekadar menembus posisi tiga besar.
Padahal, Valentino Rossi dipercaya masih menyimpan asa untuk bisa merebut gelar juara dunia kesepuluhnya.
(Baca Juga: Berbeda dengan Indonesia, India Justru Punya 2 Berlian Berharga pada Sektor Tunggal Putri)
"Saya sepenuhnya setuju bahwa saya kehabisan waktu untuk memenangkan gelar dunia kesepuluh," kata Rossi dilansir BolaSport.com dari Crash.
"Saya lebih terburu-buru (untuk meraih gelar juara dunia) dibandingkan dengan Yamaha. Mereka mungkin masih bisa berlomba hingga 100 tahun ke depan, sementara saya sudah tidak punya banyak waktu lagi," tutur pebalap 39 tahun ini.
Menanggapi respons lambat yang ditunjukkan Yamaha, Rossi sebenarnya sudah berulang kali memberi peringatan bahkan sesekali diselipi ancaman.
"Berkali-kali, saya mencoba mendorong Yamaha untuk mempersingkat waktu (mempercepat menemukan solusi)," tegas pemilik nomor balap 46 ini.