Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Duo pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi dan Maverick Vinales, kompak menyebut elektronik menjadi penyebab keduanya jauh dari kemenangan.
Permasalahan tersebut sudah berjalan hingga satu tahun lebih, terutama sejak pertengahan MotoGP musim 2017.
Kemenangan terakhir Yamaha pun terjadi musim lalu, yakni saat Valentino Rossi meraih podium puncak saat balapan MotoGP di Sirkuit Assen, Belanda.
Adapun musim ini, meski belum mampu memenangkan balapan, Rossi dan Vinales sudah menyumbang delapan podium bagi Yamaha.
Rossi dan Vinales sudah menuntut Yamaha untuk segera mencari solusi dari masalah elektronik tersebut.
Pasalnya, keduanya sering mengeluhkan ban belakang sering mengalami spin ketika melakukan akselerasi.
(Baca Juga: Yamaha Akhirnya Siapkan Perkembangan Peranti Elektronik untuk Senangkan Valentino Rossi)
Mengenai cara kerja elektronika buatan Magneti Marelli tersebut, Direktur Teknologi MotoGP, Corrado Cecchinelli, mengatakan jika pabrikan harus sering melakukan pengujian.
Dengan sering melakukan pengujian, akan mendapatkan banyak data yang bisa mentukan kalibrasi yang cocok.
"Anda tidak bisa menghitung semuanya di markas. Karena ketika anda datang ke trek balap sesungguhnya ada menemui beberapa debu di lintasan, suhu tertentu, jenis ban tertentu, dan faktor lainnya," kata Corradi Cecchinelli dikutip BolaSport.com dari Crash.
Pasalnya semua kontrol yang ada di motor diatur oleh elektronik, mulai dari kontrol sasis, traksi, hingga wheelie juga diatur.
Untuk menyiasati elektronik, Cecchinelli mengatakan bahwa sejumlah pabrikan mengembangkan perangkat tambahan.
(Baca Juga: Ini Alasan Yamaha Tak Kunjung Selesaikan Keluhan Valentino Rossi)
"Semua pabrikan mengembangkan semacam interface tool. Sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menggunakan dan menghasilkan kalibrasi dalam bahasa perangkat lunak," ujar Cecchinelli.
Interface tool ini dikembangkan untuk mendapatkan banyak data terkait sekaligus.
Cecchinelli juga memahami jika Rossi terus mendesak insinyur Yamaha untuk menyelesaikan masalah elektronika tersebut.
"Jadi jika pebalap Yamaha merasa bahwa motor mereka bisa lebih cepat dari itu, mereka akan terus meminta teknisi untuk mengatur strategi dengan tepat untuk melepaskan potensi penuh dari motor," ujar Cecchinelli.
Yamaha memang tertinggal jauh dari Honda dan Ducati mengenai persoalan elektronik, karena kedua pabrikan tersebut memiliki insinyur yang berpengalaman.
(Baca Juga: Manajer Yamaha: Belum Menang? Lihatlah Podium Dobel Kami)
Saat ini, Yamaha enggan mengabulkan keinginan Rossi untuk mendatangkan insinyur elektronika yang berpengalaman terhadap ECU Magneti Marelli.
Hal al itu bisa saja menjadi solusi instan Yamaha untuk mengatasi kelemahan mereka pada elektronik.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on