Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Performa tim balap MotoGP asal Italia, Ducati, telah mengalami peningkatan signifikan sejak musim 2016.
Setelah mengalami puasa kemenangan selama lima tahun, Ducati akhirnya mulai konsisten meraih kemenangan setiap musimnya.
Bahkan dalam dua musim terakhir, Ducati telah mengalahkan Yamaha dalam hal kemenangan yakni 13 kali.
(Baca Juga: Marc Marquez Tolak Casey Stoner Kembali ke Honda)
Banyak pihak menyebut jika motor Ducati merupakan motor yang kompetitif di grid.
Sebab, bukan hanya pebalap-pebalap tim pabrikan yang meraih hasil bagus, tetapi juga para pebalap tim satelit Ducati.
Ketika ditanya apakah motor Desmosedici merupakan motor terbaik, bos Ducati memilih untuk merendah.
"Pertanyaan itu tidak masuk akal dan saya bahkan tidak punya jawaban karena satu-satunya hal yang diperhitungkan adalah meraih gelar," kata Luigi Dall'igna yang dikutip BolaSport.com dari GPOne.
Pada musim 2018, gelar juara dunia MotoGP untuk pebalap akhirnya jatuh ke tangan pebalap Repsol Honda, Marc Marquez.
Sementara itu, pebalap Ducati, Andrea Dovizioso, lagi-lagi hanya bisa menjadi runner-up.
Meski enggan menanggapi perihal pernyataan bahwa Desmosedici GP18 adalah motor terbaik pada musim 2018, Dall'Igna tak menampil kalau motor pabrikan Italia itu telah mengalami peningkatan.
"Tahun ini, kami telah mempu mengurangi kelemahan di tengah jalan tanpa kehilangan apapun di area lain, tetapi kami masih membutuhkan sedikit lebih banyak," ujar Dall'igna.
"Di sinilah kami akan fokus dalam beberapa bulan mendatang," kata dia lagi.
Pada MotoGP 2018, Ducati berhasil memenangi tujuh balapan dengan rincian empat dari Andrea Dovizioso, tiga dari Jorge Lorenzo.