Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Maverick Vinales Percaya Diri Yamaha M1 Bisa Bersaing untuk Gelar Juara Musim Depan

By Samsul Ngarifin - Sabtu, 1 Desember 2018 | 17:22 WIB
Maverick Vinales sukses menjadi pebalap tercepat di tes IRTA hari kedua, Rabu (21/11/2018). (DOK. MAVERICK VINALES)

Pebalap Movistar Yamaha, Maverick Vinales, merasa senang dengan pengembangan motor Yamaha M1.

Pebalap berkebangsaan Spanyol itu mendapatkan hasil positif dalam dua tes pramusim MotoGP 2019 di Valencia dan Jerez.

Dalam tes Jerez, Maverick Vinales menjadi pebalapa Yamaha dengan hasil terbaik yakni posisi keempat hasil kombinasi.

(Baca Juga: Gemilang di Tes Jerez, Takaaki Nakagami Sebut Honda RC213V 2018 Mudah Dikendarai)

Maverick Vinales bahkan merasa puas dengan mesin baru yang dibawa Yamaha selama tes dan sudah menentukan mesin yang akan digunakan.

Vinales lebih memilih mesin dengan keunggulan engine break untuk musim depan. Dia percaya bahwa pilihan mesin itu membuat Yamaha M1 bisa bersaing untuk gelar pada musim depan.

"Saya telah menunjukkan bahwa motor ini kompetitif untuk memenangkan gelar," kata Vinales yang dikutip BolaSport.com dari Motorsport.

"Kami telah terbukti sangat kompetitif. Baik di Valencia dan di sini (Jerez) saya melakukan pekerjaan yang baik dan saya konsisten," ucap melanjutkan.

Menurut Vinales, pilihan mesin baru Yamaha dianggap bisa bersaing dengan Honda dan Ducati.

Namun, Vinales juga masih menyoroti kelemahan Yamaha M1, terutama soal traksi.

"Menjadi lebih dekat dengan Honda dan Ducati yang kompetitif di sini benar-benar sangat positif," ujar Vinales.

"Kami masih harus menemukan beberapa grip dari sudut pandang mekanikal. Kami harus mengatur elektronik, kontrol traksi, dan power, tetapi saya pikir kami masih bisa memperbaiki sedikit pada mesin," kata dia lagi.

Sementara itu, Valentino Rossi juga memiliki pendapat yang sama dengan mesin baru dengan keunggulan engine break.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P