Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sibuk Tes MotoGP, Anak Didik Valentino Rossi Sampai Lupa Nikmati Raihan Gelar Juara Dunia

By Samsul Ngarifin - Senin, 3 Desember 2018 | 16:30 WIB
Pebalap Pramac Racing, Francesco Bagnaia, saat melakukan tes IRTA di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Selasa (20/11/2018). (DOK. PRAMAC RACING)

Anak didik Valentino Rossi, Francesco Bagnaia, mengaku belum sempat merayakan gelar juara dunia Moto2 2018.

Seperti diketahui, mantan pebalap Sky Racing Team VR46 itu mengikuti jejak sang guru menjadi juara dunia di kelas menengah.

Francesco Bagnaia sendiri sudah memastikan diri menjadi juara dunia Moto2 2018 sejak balapan Moto2 Malaysia.

(Baca Juga: Marc Marquez Kembali Ditasbihkan sebagai Pebalap Terbaik Dunia)

Sayangnya, pebalap berkebangsaan Italia itu belum memiliki waktu untuk menikmati keberhasilannya merengkuh gelar.

"Saya belum menikmati gelar. Antara satu hal dan lainnya, saya belum memiliki kesempatan untuk berpikir tentang apa yang telah kami capai," kata Francesco Bagnaia dikutip BolaSport.com dari Sky Sport.

"Mungkin perlahan waktu itu tiba juga, ketika saya beristirahat di rumah. Saya pikir akhirnya bisa menyadarinya," ujarnya.

Selepas seri terakhir Valencia, Bagnaia memang langsung disibukkan dengan tim barunya, Pramac Racing.

Bagnaia langsung melakukan tes bersama tim barunya di kelas MotoGP dua hari setelah musim 2018 berakhir.

Namun setelah tes Jerez, para pebalap MotoGP bisa menikmati liburan karena tes pramusim dimulai pada Februari 2019.

Promosi ke kelas MotoGP diakui Bagnaia menjadi tantangan terbesarnya dalam karier balapnya.

Sejauh ini, Bagnaia merasa positif berkendara di atas motor Desmosedici GP18 dalam dua tes musim dingin.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P