Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sergey Sirotkin masih berusia 13 tahun saat Robert Kubica untuk pertama kalinya, sekaligus terakhir kali, memenangi balapan Formula 1 (F1) di tahun 2008.
Akan tetapi kini keduanya bersaing memperebutkan satu kursi pebalap tersisa untuk kejuaraan tersebut pada musim mendatang.
Berbekal pengalamannya, Kubica sempat menjadi calon terkuat pebalap utama tim Williams setelah beberapa kali menjalani tes privat bersama tim tersebut.
On this day... in 2008 Robert Kubica /BMW Sauber F1 Team/ won the Formula 1 Grand Prix du Canada @fia @F1 #Kubicaonthetrack pic.twitter.com/KenWAVSqCx
— KibiceRobertaKubicy (@KibiceKubicy) June 8, 2017
Tapi kini dirinya memiliki penantang serius ketika Sirotkin datang dengan dukungan dari salah satu pengusaha di kampung halamannya, Rusia.
Prestasi Sirotkin sendiri tidak buruk, malah bisa dikatakan cukup mentereng.
(Baca Juga: Valentino Rossi 2017 - Perseteruan dengan Dani Pedrosa hingga Mendapat Pujian dari Mick Doohan)
Dua kali menduduki peringkat ketiga klasemen pebalap dalam dua musim di ajang GP2 (sekarang Formula 2), menjadi catatan positif sang pebalap.
Terlepas dari hal itu, kucuran dana dari sang konglomerat diprediksi akan mempermudah jalan Sirotkin untuk menjadi pebalap terakhir di ajang F1 2018.
Trophy for the 3rd driver goes to @sirotkin_sergey! #GP2 #PrizeGiving pic.twitter.com/Vw8Ckj5zEs
— FIA Formula 2 (@FIA_F2) November 27, 2016
Pihak Kubica pun masih berjuang untuk meyakinkan Williams agar merekrut pebalap Polandia tersebut sebagai wakil tim di atas lintasan.
"Tentu itu soal apa yang akan dibawa pebalap ke dalam tim,"