Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bos tim Red Bull Racing, Christian Horner memberikan kritikan terhadap regulasi baru Formula 1 (F1) soal jumlah pergantian mesin yang dapat dilakukan dalam satu musim.
Kalau pada musim sebelumnya, setiap tim dapat mengganti mesin mobil mereka sebanyak empat kali sebelum terkena penalti grid maka pada musim depan mereka hanya bisa melakukaannya sebanyak tiga kali.
Penalti grid akan membuat posisi start pebalap dimundurkan beberapa setrip tergantung besaran penalti yang diterima.
Padahal jumlah seri balapan pada musim mendatang bertambah satu menjadi 21 seri.
"Akan banyak penalti grid di musim 2018. Apa yang tidak ingin anda lihat adalah melihat sebuah kejuaraan ditentukan dari penalti grid," kata Horner dikutip BolaSport.com dari F1i.
(Baca Juga: Pierre Gasly Ingin Buktikan jika F1 Bukan Sekadar Soal Uang)
Horner juga tidak percaya dengan adanya pengurangan mesin akan membuat setiap tim menghemat anggarannya.
What's new in 2018? Well, quite a lot actually...
New sporting regulations >> https://t.co/9PWN2MbMLm
New technical rules >> https://t.co/ckogRgV3sX #F1 pic.twitter.com/JeRmlsziTl
— Formula 1 (@F1) January 11, 2018
"Itu adalah prinsip ekonomi yang salah. Mesin itu akan akan mengikuti tur lintas dunia, mesin-mesinnya akan berada di sini bagaimanapun dan lebih banyak balapan, mesinnya semakin sedikit,"
"Tentunya jangan membuat alasan untuk memperbesar biaya tapi bagi saya lima balapan untuk sebuah kejuaraan 21 balapan lebih masuk akal," kata Horner.
Kejuaraan F1 musim depan akan dibuka lewat balapan yang berlangsung di GP Australia pada tanggal 25 Maret 2018.