Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebalap Sauber, Charles Leclerc, kembali menorehkan tinta emas dalam kariernya usai dipastikan bergabung dengan Ferrari pada ajang Formula 1 (F1) musim 2019.
Charles Leclerc akan mendampingi Sebastian Vettel sebagai pebalap Ferrari. Dia menggantikan Kimi Raikkonen yang pindah ke Sauber.
Pencapaian Leclerc itu terbilang menakjubkan. Pasalnya, meskipun menjadi pebalap akademi Ferrari, Leclerc langsung digaet oleh tim kuda jingkrak saat baru melakoni musim debut pada ajang F1.
Berikut tujuh fakta menarik Charles Leclerc yang dihimpun BolaSport.com dari berbagai sumber.
1. Bakal menjadi salah satu pebalap termuda Ferrari
Bergabung ke Ferrari pada musim depan menjadikan Charles Leclerc menjadi pebalap termuda kedua Ferrari sepanjang sejarah,
Leclerc bergabung dengan Ferrari dan akan menjalani balapan pertamanya bersama tim asal Maranello dalam usia 21 tahun.
Adapun pebalap termuda Ferrari, seperti dikutip BolaSport.com dari WTF1, adalah Ricardo Rodriguez. Rodriguez bergabung dengan Ferrari pada 1961 saat berusia 19 tahun.
2. Kedekatan dengan Jules Bianchi
Gemilangnya kemampuan balapan Charles Leclerc tidak terlepas dari peran mantan pebalap F1, Jules Bianchi.
Bianchi menjadi mentor Leclerc sejak berlatih gokar hingga mengikuti ajang Formula Renault 2.0 atau sebelum mengalami kecelakaan parah saat melakoni balapan F1 GP Jepang pada Oktober 2014.
Leclerc pun berkali-kali mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pebalap yang meninggal pada 2015 termasuk ketika dipastikan mendapat tempat di Ferrari pada tahun depan.
Dreams do come true... I'll be driving for @scuderiaferrari for the 2019 F1 World Championship. I will be eternally grateful to @scuderiaferrari for the opportunity given. To @nicolastodt for supporting me since 2011. To my family. 1/3 pic.twitter.com/O4GQVO570b
— Charles Leclerc (@Charles_Leclerc) September 11, 2018
To a person that is not part of this world anymore but to whom I owe everything of what is happening to me, Papa. To Jules, thank you for all the things you learnt me, we will never forget you, and to all the persons that supported me and believed in me. 2/3
— Charles Leclerc (@Charles_Leclerc) September 11, 2018
3. Memiliki perjalanan karier yang gemilang
Perjalanan karier Charles Leclerc menuju F1 terhitung cepat. Tiga kelas balapan Formula dilaluinya dalam waktu tiga tahun saja.
Hal itu bukannya tanpa alasan. Pasalnya Leclerc selalu dapat menjadi juara dalam kejuaraan yang diikutinya.
Menjalani musim debut dalam ajang GP3 pada 2016, Leclerc langsung sukses menjadi juara lewat catatan 8 hasil podium dengan 3 kemenangan.
Promosi ke ajang Formula 2 (F2) pada tahun berikutnya, Leclerc kembali menunjukkan kelasnya dengan menguasai pole position juga balapan hingga finis di peringkat pertama dengan keunggulan 72 poin dari rival terdekat.
2016: GP3 champion
— F1 (@F1) September 11, 2018
2017: F2 champion
2018: F1 rookie season
2019: Ferrari driver@Charles_Leclerc just keeps on rising... pic.twitter.com/glFWSR2OeF
4. Debut impresif pada ajang F1
Kesuksesan menjuarai F2 membuat Charles Leclerc bergabung dengan tim Sauber untuk menjalani musim perdana pada kejuaraan kasta tertinggi F1.
Bergabung dengan tim yang kurang kompetitif tidak menghalangi sinar yang dipancarkan pebalap asal Monte Carlo tersebut. Setidaknya jika dibandingkan dengan pencapaian rekan satu timnya.
Dalam 14 seri balap yang sudah berlangsung, Leclerc dapat mengungguli rekan satu timnya yang lebih berpengalaman, Marcus Ericsson.
Selain meraih poin yang dua kali lebih banyak ketimbang Ericsson, Leclerc 'hanya' tiga kali kalah dari pebalap Swedia itu dalam sesi kualifikasi.
Leclerc tercatat sudah tiga kali lolos ke kualifikasi 3 (memperebutkan posisi start 1-10) sementara pencapaian terbaik Ericsson adalah lolos ke kualifikasi 2 (memperebutkan posisi start 1-15).
Keberhasilan Leclerc finis di posisi keenam saat balapan seri keempat GP Azerbaijan juga menjadi posisi finis terbaik tim Sauber dalam 50 balapan terakhir.
Leclerc untuk sementara menempati posisi ke-15 dengan raihan 13 poin, sementara Ericsson mengoleksi 6 poin dan bertengger di peringkat ke-18 klasemen pebalap F1.
5. Wasiat mendiang bos Ferrari
Kabar bergabungnya Charles Leclerc ke Ferrari disebut-sebut tidak lepas dari keinginan mendiang CEO Ferrari Sergio Marchionne.
Seperti dilansir BolaSport.com dari Motorsport, penampilan gemilang Leclerc serta turunnya performa Raikkonen membuat Marchionne memberikan lampu hijau bagi sang pebalap muda untuk bergabung dengan Ferrari.
Kendati Raikkonen memiliki kedekatan dengan pemilik Ferrari yang baru, Louis Camilleri, petinggi pabrikan kuda jingkrak tetap menunjuk Leclerc sebagai bentuk penghormatan terhadap Marchionne yang meninggal pada Juli silam.
6. Dua kali mendapat masalah karena menjadi warga negara Monaco
Charles Leclerc dua kali mendapat pengalaman tidak mengenakkan akibat memegang kewarganegaraan Monaco.
Saat memenangi feature race F2 di Sirkuit Jerez, Spanyol, dan memastikan titel juara, MC keliru menyebut lagu kebangsaan Lecrec adalah Prancis.
Leclerc yang berada di atas podium pun kesal dan akhirnya lagu kebangsaan pun diganti.
Sementara kesamaan bendera antara Monaco dengan Indonesia membuat foto Charles Leclerc tertukar dengan Sean Gelael dalam salah satu berita dari media ternama Spanyol, Marca,
Dalam berita yang menampilkan klasemen pebalap F1, Marca justru memasang foto Sean Gelael, alih-alih Charles Leclerc.