Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Musim Belum Dimulai, Anak Michael Schumacher Sudah Bidik Satu Kursi F1 pada 2020

By Samsul Ngarifin - Sabtu, 1 Desember 2018 | 17:33 WIB
Anak Michael Schumacher, Mick Schumacher, saat menjalani tes pramusim di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, bersama tim Prema. (DOK. PREMA TEAM)

Anak Michael Schumacher, Mick Schumacher, baru saja promosi ke ajang Formula 2 (F2) pada musim 2019.

Mick Schumacher kembali bersama tim Prema Racing pada ajang F2 dan bertandem dengan pebalap Indonesia, Sean Gelael.

Dengan promosi tersebut, juara F3 Eropa 2018 itu tinggal satu langkah lagi tampil di Formula 1 (F1).

(Baca Juga: Line Up Driver F1 2019 - Mercedes dan Haas Pertahankan Komposisi Saat 8 Tim Lain Lakukan Perombakan)

Terlebih, banyak mantan pebalap Prema Racing di F2 yang kemudian hari promosi ke F1, salah satunya Charles Leclerc.

Meski musim 2019 belum dimulai, Schumacher sudah memiliki harapan bisa naik ke F1 pada musim 2020.

"Akan luar biasa jika itu terjadi pada akhir tahun depan, tetapi pertama kami akan melihat bagaimana 2019 akan berjalan," kata Schumacher yang dikutip BolaSport.com dari Gazzetta.

"F2 memiliki level yang sangat tinggi dan juga rintangan untuk diatasi," ucap dia melanjutkan.

Mick Schumacher yang baru berusia 19 tahun memang masih memiliki jalan panjang untuk bisa mengikuti jejak sang ayah.

Bukan tidak mungkin jika di masa depan, Schumacher junior bisa bergabung dengan tim Ferrari yang notabene adalah mantan tim sang ayah.

Schumacher mengungkapkan bahwa dia banyak mendapatkan pelajaran dari sang ayah dan siap menjalani babak baru bersama tim Prema Racing.

"Bekerja dengan tim dan melakukannya seolah-olah mereka adalah keluarga, Anda harus saling percaya 100 persen," ujar Schumacher.

"Saya telah berada di Prema sejak 2016, saya telah melihat begitu banyak pebalap berubah dengan cepat, sementara di sini kami telah membangun sebuah realistas yang bersatu," kata dia lagi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P