Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Laga hari pertama putaran kedua seri perdana Proliga 2018, Jumat (2/3/2018) dipadati banyak penonton karena untuk kali pertama kompetisi ini digelar di Bali. Sebelumnya, Pulau Dewata menjadi tuan rumah Livoli.
Namun, cuaca yang cukup panas di dalam GOR Purna Krida, Denpasar, Bali dianggap beberapa pemain dan pelatih merasa terganggu dengan kondisi tersebut.
"Sirkulasi udara dan blower yang ada di dalam GOR kurang. Semakin banyak orang di dalam GOR, udara semakin panas. Hal ini cukup memengaruhi performa kami," kata asisten pelatih tim bola voli putri Jakarta Popsivo Polwan, Ayip Rizal.
Hal tersebut juga diakui kapten tim Popsivo, Amalia Fajrina. Dia mengakui tenaganya terkuras bertanding dengan cuaca yang tidak bersahabat.
"Meski begitu, kami harus tetap fight untuk meningkatkan mentalitas dan kemampuan bertanding," ujar Amalia dalam konferensi pers yang dihadiri BolaSport.com.
(Baca juga: Proliga 2018 - Tim Putra BNI Tak Siapkan Strategi Khusus untuk Hadapi Samator)
Sementara itu, pelatih Jakarta Pertamina Energi, M Anshori menjelaskan bahwa suhu udara yang panas membuat dua pemain asing, Anna Stephaniuk dan Kyla Elizabeth Richey tidak turun dalam performa terbaik.
"Suhu udara yang panas membuat penampilan Anna agak menurun pada set pertama dan kedua, sedangkan Kyla mengalami kelelahan otot," ucap Anshori menambahkan.
Berdasarkan pengamatan BolaSport.com, GOR Purna Krida ukurannya tidak terlalu besar. Pendingin udara tidak terlihat dan jumlah penonton yang menyaksikan pertandingan cukup banyak.
Pintu masuk GOR bagi penonton hanya ada satu sehingga saat laga selesai, antrian menuju pintu keluar tampak padat.