Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada tahun 1996, Nike bekerja sama dengan tim nasional sepak bola yang paling sering meraih gelar juara dunia (5 kali), Brasil, dan memulai misinya untuk menciptakan sepatu bola yang sesuai dengan level permainan mereka.
Ronaldo, penyerang muda tim tersebut, dipilih sebagai muse-nya.
Di lapangan, dia sangat sabar, mengintai, dan menunggu saat yang tepat. Kemudian, ketika peluang datang, dia menyerang, berlari menuju bola dengan kecepatan yang tinggi.
Melihat gawang yang semakin dekat, Ronaldo akan berubah watak. Dia menjadi, ringkasnya, mercurial/lincah.
Untuk menciptakan sepatu bola yang cocok dengan gaya eksplosif Ronaldo, desainer Nike melihat kembali jejaknya.
Konsep-konsep awal memasukkan desain tonjolan alas yang tersembunyi dan menggabungkannya dengan bagian atas Nike Tiempo, yang bertujuan utama untuk mengurangi berat sepatu bola secara drastis.
(Baca Juga: Hasil Piala Prancis - Dani Alves Jadi Kiper, Paris Saint-Germain Pesta Gol)
Untuk menjawab tantangan tersebut, tim perancang berlawanan dengan tren yang lama dengan meninggalkan bahan kulit kanguru dan menggantinya dengan kulit kanguru sintetis, KNG100.
Terobosan besar kedua yaitu mengurangi ketebalan plat dari 3 mm sesuai standar industri, menjadi 1.75 mm, sebuah game changer.
“Segala sesuatunya sangat mengejutkan pada waktu itu. Tampilannya, bahan bakunya, semua orang tidak tahu apa yang harus dipikirkan. Sebuah momen yang sangat seru,” kata Luca Bolpagni, Product Creation Centre Nike di Montebelluna, Italia, mengenai inovasi tersebut.