Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Virgil Abloh, pendiri label OFF-WHITE, dan Kim Jones, direktur artistik label Dior Homme, bekerja sama dengan Nike untuk memberikan sentuhan pada permainan indah sepak bola dari dua perspektif yang berbeda.
Bagi Abloh, sepak bola merupakan sebuah peluang untuk memadukan kenangan-kenangan masa mudanya - seperti memutar lagu-lagu hip-hop dalam perjalanan menuju pertandingan sepak bola di sekolah - dengan ketertarikannya dalam memadukan branding gaya hidup dan olahraga.
Besar dan berani serta penuh dengan nuansa tanda-tanda visual. Singkatnya, koleksinya kali ini adalah diprediksikan dari perasaan yang mendalam.
Jones, sebaliknya, menggunakan sepak bola untuk menjelajahi sisi intelektual. Dirinya menggunakan bahan-bahan tradisional dalam olahraga - seperti celana pendek, jersey, dan jaket pra-pertandingan -kemudian merancangnya ulang dalam pakaian-pakaian baru dalam potongan yang mengubah penampilan proporsi badan.
Pakaian hasil rancangannya, yang dikerjakan oleh penjahit dari Italia, terinspirasi dari gaya punk London tahun 70-an dan 80-an serta merentangkan imajinasi tentang arti penggunaan sebuah seragam.
NIKE X OFF-WHITE “FOOTBALL, MON AMOUR”
“Hal yang hebat tentang istilah dan sejarah sepak bola adalah secara estetika, olahraga tersebut memiliki gayanya sendiri.
Saya selalu terinspirasi oleh bagaimana tim-tim Eropa memiliki sponsor yang tertera di bagian dada.
Ketika saya mengerjakan koleksi ini, saya ingin menggunakan berbagai jenis tipografi yang berbeda,” kata Abloh.
Sebagai tambahan, semua nomor tersebut merupakan nomor yang digunakan Abloh ketika ia masih bermain.
Pola papan catur hitam-putih pada jersey tersebut merupakan ciri khas Ceko.
(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)
Dan logo tim, seekor singa yang bermain dengan titik-titik, sebagai lambang kebanggaan dan pola titik-titik rancangan Abloh terbentuk ketika memikirkan tentang bagaimana, pada sebuah tingkatan paling dasar, titik terbaik pada kaki untuk menendang sebuah bola.
Sepatu Flyknit Zoom Fly rancangannya merupakan permulaan dari koleksi tersebut, dan tentunya kembali lagi pada desain Mercurial oleh Abloh.
“Saya ingin mengisyaratkan dimana seorang pemain menendang bola.
Jadi, saya menempatkan titik-titik pada sepatu tersebut; jika Anda akan menendang bola, koordinasi kaki dan mata Anda merupakan satu-satunya peluang.
Itulah hal yang dimulai pada koleksi ini, sepatu-sepatu lari ini yang serupa dengan sepatu bola di lapangan sehingga tanpa sadar Anda mulai berlatih setiap saat. Kemudian saya menggunakan estetika tersebut dari bawah hingga atas,” jelasnya.
NIKE X KIM JONES “FOOTBALL REIMAGINED”
Dibandingkan melihat kostum sepak bola dari lapangan permainan, Jones melihat sebuah peluang subversi.
Mengacu pada London’s Kings Road pada masa kejayaannya, Jones mencampur teknik jahitan yang tidak lazim dengan teknologi olahraga.
“Era punk tersebut menceritakan tentang proporsi yang memberikan kekuatan bagi pemakainya.
(Baca juga: Kenang Masa Lalu, Bastian Schweinsteiger Bagikan Momen Spesialnya)
Saya terinspirasi oleh ide DIY pada waktu itu, memotong dan menempelkan kembali untuk menghasilkan sesiatu yang baru,” kata Jones.
Ide yang menjelaskan proses dan estetika pada kain dalam koleksi Jones tersebut juga digunakan pada sepatu yang ia rancang.
Sebuah perpaduan sepatu-sepatu favoritnya, diperlukan waktu dua kali lebih lama untuk menemukan perbedaanya.
Namun Jones yakin pada pendiriannya. “Saya melihat bayangan Mercurial bersamaan dengan tiga sepatu Nike favorit saya: Footscape, Vandal, dan Airmax 97. Menggabungkan ketiganya menjadi satu sepatu merupakan sebuah penghargaan untuk gaya punk namun dengan produk akhir yang sangat rapi,” katanya.