Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Penggemar Paris Saint-Germain tentu tidak senang dengan insiden di balik kemenangan 2-0 tim kesayangannya atas Olympique Lyon dalam laga Liga Prancis di Stadion Parc des Princes, Paris, Sabtu (18/9/2017) dini hari WIB.
Gol-gol Paris Saint-Germain berasal dari lesakan bunuh diri pemain Olympique Lyon, yakni Marcelo Antonio (menit ke-75') dan Jeremy Morel (86').
Namun, yang menjadi masalah bagi suporter Les Parisiens bukan soal raihan tiga poin dari kesalahan pemain lawan, melainkan perselisihan antara Neymar dan Edinson Cavani.
Neymar dan Cavani kerap berebut bola untuk menjadi eksekutor.
(Baca Juga: Perselisihan Rebutan Penalti Berlanjut, Neymar dan Cavani Bertengkar di Ruang Ganti)
Puncaknya terjadi pada menit ke-80 saat keduanya sama-sama ingin menjadi algojo penalti.
Cavani akhirnya memenangi perebutan dengan Neymar.
Akan tetapi, bola tendangan striker asal Uruguay ini dapat ditepis oleh kiper Lyon.
Neymar used voodoo on Cavani to miss this. That Brazil Juju pic.twitter.com/rwKzlah6cZ
— Regal Global (@RegalGlobal) September 18, 2017
Lalu, siapa seharusnya yang pantas menjadi eksekutor penalti PSG?
Sebelum melawan Lyon, Cavani telah mengeksekusi penalti sebanyak 56 kali di sepanjang kariernya.
Dia berhasil menunaikan tugas dalam 46 kesempatan.
Penalti terbaru Cavani yang berbuah gol terjadi pada 12 September 2017 saat PSG membungkam Celtic 5-0 dalam pertandingan Grup B Liga Champions.
(Baca Juga: Alasan Juergen Klopp Tonton Pertandingan Manchester United dan Manchester City)
Namun, dia juga pernah 10 kali gagal menjalankan tugas dengan sempurna.
Artinya, tingkat kesuksesan penalti Cavani berada di angka 82,14 persen.
#Cavani transforme son pénalty #CEL 0-3 #PSG
La #MCN déroule sur le Celtic #CELPSG #IPTV #UCL #Neymar #LDC #ChampionsLeague pic.twitter.com/m0S7KIMYMt
— Online TV (@OnlineTVfr) September 12, 2017
Sementara itu, Neymar sudah mengeksekusi penalti 40 kali di sepanjang kariernya.
Dari banyaknya peluang untuk mengemas gol tersebut, dia mampu menyelesaikannya menjadi gol dalam 32 kesempatan.
Uniknya, penalti terakhir Neymar yang berhasil dia ukir tercipta ketika masih berseragam FC Barcelona dan menggetarkan jala PSG pada 8 Maret 2017.
(Baca Juga: Ini Satu-satunya Pemain Asing yang Bisa Cetak 6 Gol di Liga Jerman Sebelum Usia 19 Tahun)
Kala itu, Neymar membobol penjaga gawang Les Parisiens, Kevin Trapp, untuk membantu Barcelona menang 6-1 dalam partai leg kedua babak 16 besar Liga Champions dan memastikan Blaugrana melaju ke fase perempat final.
Akan tetapi, Neymar telah delapan kali gagal mengonversi penalti menjadi gol.
Berarti, tingkat kesuksesan penalti Neymar "cuma" 80 persen.
Might've been a dive from Suarez () but still that ball from Messi Neymar with the penalty finish
PSG 1-5 Barça (AGG. 5-5) pic.twitter.com/HGhYCL3L2Y
— LeOusmane DeMessi (@ChrisCreacy) July 20, 2017
Kesimpulannya, dalam partai melawan Lyon, Cavani memang lebih pantas untuk dikedepankan sebagai algojo PSG untuk menuntaskan kans dari titik 12 pas.
Kini tingkat kesuksesan Cavani dalam menendang penalti telah merosot ke angka 80,7 persen akibat gagal menjebol Lyon.
Jadi, siapa yang akan ditunjuk pelatih PSG, Unai Emery, untuk menjalankan tugas ini selanjutnya?