Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kekalahan 0-3 yang didapat dari Paris Saint-Germain di Grup B Liga Champions, Rabu (27/9/2017), telah membuat jajaran direksi Bayern Muenchen memutuskan untuk memecat pelatih Carlo Ancelotti.
Pemecatan Carlo Ancelotti ini diambil para petinggi klub berdasarkan hasil rapat dadakan yang diadakan Bayern Muenchen pada Kamis (28/9/2017) siang waktu setempat.
Hal ini terbilang mengejutkan, mengingat Bayern baru kalah dua kali sejak awal 2017-2018.
Pelatih berusia 58 tahun itu juga pada musim lalu berhasil mengantarkan Bayern meraih gelar juara Liga Jerman dan Piala Super Jerman.
Uniknya, pemecatan ini juga membuat Bayern bakal ditinggalkan oleh dua Ancelotti dalam waktu bersamaan.
Selain Carlo, di Bayern juga ada sosok Davide Ancelotti yang merupakan anak dari sang nakhoda yang bertugas sebagai asisten pelatih.
Pemecatan Carlo membuat Davide juga memutuskan untuk pergi, sama seperti yang ia lakukan saat sang ayah didepak Real Madrid pada Mei 2015.
Davide diangkat Bayern sebagai salah satu asisten pelatih Carlo selain Paul Clement sesuai dengan keinginan sang nakhoda di awal menangani tim pada 2016-2017.
Meet Davide Ancelotti, our assistant coach and @MrAncelotti's son! Impressive German skills, Davide!https://t.co/0shcLujWCT
— FC Bayern English (@FCBayernEN) 21 Agustus 2016
Davide yang kini baru berusia 27 tahun itu merupakan mantan pemain junior AC Milan. Namun, ia gagal menembus tim utama.
Sejak saat itu, ia beralih menggeluti sport science dan lulus dengan gelar di bidang tersebut.
Gelar itu juga yang membuat Davide bisa mendapatkan pekerjaan sebagai pelatih kebugaran di Real Madrid selama Carlo menjabat sebagai pelatih.
(Baca Juga: Akhirnya Marc Marquez Berhasil Kalahkan Valentino Rossi)
"Saya mendukung pelatih, baik dalam sesi latihan maupun persiapan pra-pertandingan," kata Davide dikutip dari Independent saat diangkat menjadi asisten pelatih Bayern.
"Di sesi latihan, saya bertugas menjelaskan menu latihan atau hanya sekadar membantu," ucapnya.
Nepotisme di dalam sepak bola bukanlah sebuah kejadian langka.
Sosok seperti Harry Redknapp, Steve Bruce, dan Zinedine Zidane juga pernah memberi kesempatan kepada anak-anak mereka peluang yang lebih baik di klub yang sama.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on