Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ungkapan buah jatuh tak jauh dari pohonnya terkadang ada benarnya.
Hal seperti itu juga kadang terjadi di dunia sepak bola.
Banyak pesepak bola yang berkarier mengikuti jejak sang ayah.
Meski begitu tidak semua dari mereka bisa berprestasi di lapangan hijau.
Dilansir BolaSport.com dari Sportster, inilah 5 pesepak bola yang gagal meniru jejak prestasi sang ayah.
5. Stephan Beckenbauer
Nama belakang milik Stephan Beckenbauer mungkin sudah memberi gambaran jelas tentang sosok sang ayah.
Franz Beckenbauer adalah legenda sepak bola asal Jerman yang telah meraih berbagai gelar.
Namun, Stephan gagal menjadi penerus warisan besar sang ayah.
#Alemania No solo fue "hijo de", Stephan Beckenbauer descubrió como DT a B.Schweinsteiger y T.Müller. QEPD pic.twitter.com/sbWO8O4wd9
— Nicolás Fuentes (@FuentesNico) August 3, 2015
Stephan memulai karier dari akademi Bayern Muenchen, namun gagal menembus tim utama.
(Baca Juga: Kisah Tolak Bala Vincenzo Montella: Janji Si Pengusir Setan)
Stephan lebih banyak menghabiskan waktu bermain di tim divisi 2, sebelum memutuskan pensiun pada usia 28 tahun.
Stephan Beckenbauer meninggal dalam usia 46 tahun pada 2015 karena sakit.
4. Diego Sinagra
Diego Sinagra adalah Diego Armando Maradona Junior, ya putra sang legenda sepak bola Argentina.
Menariknya keberadaan Diego Sinagra sebagai putra Diego Maradona semppat tidak diketahui.
Convocatoria #11ideal - #Hijo de / Diego Armando Maradona Jr. (Diego Sinagra) / Gran jugador de fútbol playa. pic.twitter.com/u7m4hET8Xj
— Paladar negro (@PaladarNegroWeb) February 3, 2017
Tak seperti sang ayah yang bergelimang prestasi, Diego Sinagra kesulitan menembus level tertinggi.
Sempat menimba ilmu di akademi Napoli, Sinagra harus melalui jalan berliku dalam kariernya.
Karier Sinagra hanya berputar di tim-tim kecil Italia, seperti Cervia, Quarto, Venfaro, dan Savoia.
(Baca Juga: Sebelum Dele Alli, Ini 5 Pemain Inggris yang Sukses Jebol Gawang Real Madrid)
Bahkan Sinagra sempat memutuskan untuk pindah ke sepak bola pantai.
Pada 2015 Sinagra membela AC Savoia di Serie D Liga Italia.
3. Jordi Cruyff
Johan Cruyff adalah salah satu legenda Barcelona yang berasal dari Belanda.
Dalam urusan prestasi, memang Johan Cruyff tak perlu diragukan lagi.
Kesuksesan sang ayah sulit untuk ditiru Jordi Cruyff.
Jordi Cruyff en el Manchester United pic.twitter.com/mHTWt7zGhH
— Enterate Futbol (@EnterateFutboI) October 29, 2017
Jordi Cruyff sempat bermain bersama Manchester United dan Barcelona.
(Baca Juga: 5 Pesepak Bola ini Sukses Lampaui Karier Sang Ayah, Nomor 2 Legenda Chelsea!)
Namun, Jordi gagal menunjukkan penampilan konsisten.
Pencapaian terbaik Jordi adalah saat menjadi finalis Piala UEFA (Liga Europa sekarang) pada tahun 2001.
Saat itu Jordi membela klub Spanyol, Deportivo Alaves.
2. Paul Dalglish
Kenny Dalglish adalah salah satu legenda hidup yang pernah membela Liverpool.
Sebagai pemain dan pelatih, Kenny Dalglish telah memberi banyak gelar bagi Liverpool.
Paul Dalglish steps down as Ottawa Fury head coach and general manager https://t.co/dvfUnxrR62 pic.twitter.com/UvMFjeg2Xh
— Ottawa Sun (@ottawasuncom) August 15, 2017
Kejayaan Kenny gagal diteruskan oleh putranya, Paul Dalglish.
Paul Dalglish gagal tampil tajam meski berposisi sebagai striker.
Pada 2008 Paul pensiun dan hanya mencetak 22 gol dari 206 pertandingan dalam kariernya yang dipenuhi cedera.
1. Edinho
Edinho adalah putra dari pesepak bola legendaris asal Brasil, Pele.
Pencinta sepak bola mungkin sudah tahu sepanjang karier sepak bola Pele dipenuhi dengan berbagai prestasi.
Pele pernah memenangi 3 gelar Piala Dunia bersama Brasil.
Edson "Edinho" Cholbi do Nascimento el hijo de Pelé vuelve a la cárcel https://t.co/ReAG4OuIz0 pic.twitter.com/kzjwdn4vGH
— El Diario de Caracas (@DiariodeCaracas) July 24, 2017
Meski sang ayah dikenal sebagai juru gedor yang tangguh, Edinho lebih memilih menjadi seorang penjaga gawang.
Edinho gagal tampil berprestasi seperti sang ayah.
Bahkan Edinho harus pensiun dalam usia yang masih cukup muda, 29 tahun, pada 1999.