Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sebuah klub kecil asal Swedia, Oestersunds FK berhasil menjadi satu dari 16 tim yang memastikan lolos ke fase 32 besar Liga Europa musim 2017-2018.
Pada matchday ke-5, Oestersunds berhasil menaklukkan Zorya dengan skor 2-0 di Jamtrkaft Arena. Dengan hasil itu, Oestersund sementara menduduki peringkat pertama Grup J dengan koleksi 10 poin, tetapi masih bisa digusur oleh Athletic Bilbao yang mempunyai poin 8.
Namun, poin mereka sudah tak bisa dikejar lagi oleh dua tim terbawah, Zorya dan Hertha Berlin.
Ini adalah kali pertama bagi tim asal Swedia itu untuk berlaga di babak 32 besar Liga Europa.
Pencapaian luar biasa Oestersunds tak bisa dilepaskan dari andil sang pelatih, Graham Potter. Potter menukangi Oestersunds sejak 2010 kala tim ini sedang berjuang di kasta keempat.
(Baca juga: Kisah Dongeng Oestersunds, dari Kasta Keempat di Swedia ke Fase Grup Liga Europa)
Mantan pemain Stoke City dan Birmingham tersebut membawa Oestersunds promosi 3 kali menuju kasta tertinggi sepak bola Swedia.
Namun dibalik kesuksesannya, terdapat pengorbanan yang besar yang sudah dilakukan Potter dan keluarganya.
Dilansir BolaSport.com dari BBC, Potter sempat mengalami keraguan untuk pindah ke Swedia ketika menerima pinangan Oestersunds.
SLUT! ÖFK VINNER MED 2-0 OCH ÄR VIDARE I EUROPA LEAGUE! #VIGEROSSALDRIG pic.twitter.com/mxK6LyS8Z9
— Östersunds FK (@ofk_1996) November 23, 2017
"Istri saya telah membangun bisnis selama 10 tahun dan kami baru saja memiliki anak pertama. Jadi itu adalah keptusan yang besar, dia seperti meninggalkan hidupnya. Ini bukan seperti kami pindah ke Monte Carlo atau kota dengan budaya sepak bola yang kental - kami pindah ke klub di kasta keempat. Ini adalah perjudian," ujarnya.