Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mencengangkan, 4 Klub 'Ecek-ecek' Ini Justru jadi Pemutus Rekor Kemenangan Beruntun 4 Klub Raksasa Eropa!

By Nina Andrianti Loasana - Jumat, 15 Desember 2017 | 17:58 WIB
Striker FC Barcelona, Luis Suarez, menangis setelah mendapat cedera hamstring dalam final Copa del Rey kontra Sevilla, Minggu (22/5/2016) (DOK. AS)

Meski 4 klub ini berhasil meraih rekor kemenangan beruntun terbanyak di liga masing-masing, hasil yang mengejutkan menanti mereka.

Pasalnya, rekor mereka harus diputus oleh klub 'ecek-ecek' alias klub yang memiliki peringkat klasemen jauh di bawah para raksasa Eropa ini.

Berikut 4 klub yang rekor kemenangan beruntunnya diputus oleh klub 'ecek-ecek':

4. OGC Nice Memutus Kemenangan 16 Laga Beruntun AS Monaco


Ekspresi penyerang Nice, Mario Balotelli, saat tampil melawan Bordeaux dalam laga lanjutan Ligue 1 2016-2017 di Stadion Matmut Atlantique, Bordeaux, pada 21 Desember 2016.(NICOLAS TUCAT/AFP)

Pelatih Leonardo Jardim's membawa AS Monaco meraih gelar Ligue 1 dengan 12 kemenangan beruntun musim lalu (2016/2017).

Jardim juga melanjutkan rekor kemenan beruntunnya pada 4 laga awal musim ini.

Sayang sekali Monaco harus mengakhiri rentetan kemenangannya dengan kekalahan atas OGC Nice.

Monaco dilibas Nice yang saat ini menduduki peringkat 8 klasemen sementara Ligue 1 dengan skor 0-4.

Dalam derbi yang berlangsung panas ini, Mario Balotelli berhasil mencetak Brace di hadapan supporter kandang.

Kemenangan ini, membantu PSG menyalip sang juara bertahan untuk menjadi pemuncak klasemen.

3. Sporting Gijon Memutus Kemenangan 16 Laga Beruntun Barcelona


Kiper Sporting Gijon, Ivan Cuellar, meratapi hasil pertandingan La Liga melawan Villarreal di La Ceramica.(JOSE JORDAN / AFP)

Pada musim 2010-2011 Pep Guardiola mempersembahkan rekor 16 kemenangan beruntun bagi Barcelona di Liga Spanyol.

Salah satu kemenangan tersebut didapat dari el clasico alias kontra Real Madrid.

Tak tanggung-tanggung, Los Blancos berhasil dilumat lima gol tanpa balas oleh Blaugrana-nya Guardiola.

Selama rentetan kemenangan ini Barcelona mencetak 60 gol (3.75 gol/laga).

Gol terbanyak tentu saja dicetak Lionel Messi dengan 21 gol.

Kemenangan beruntun ini harus berakhir dengan hasil seri melawan Sporting Gijon.

Saat itu Barcelona ditahan imbang 1-1 di kandang Sporting Gijon yang menempati posisi 10 klasemen.

Meski demikian, Barcelona masih mampu melanjutkan 31 laga tanpa kekalahan, dan berhasil memenangkan La Liga sekaligus Liga Champion.

Di akhir musim, Sporting Gijon hanya mampu meraih 11 kemenangan.

Dengan 47 poin, Sporting Gijon terpaut 49 poin dari Barcelona.

2. Palermo Memutus Kemenangan 17 Laga Beruntun Inter Milan


Presiden Palermo, Maurizio Zamparini, melambaikan tangan dalam laga semifinal Coppa Italia melawan AC Milan di Stadion Renzo Barbera, Palermo, 10 Mei 2011.(MARCELLO PATERNOSTRO / AFP)

Pemegang rekor kemenangan tertinggi di Italia adalah Inter Milan, yang meraih 17 kemenangan beruntun pada era kepelatihan Roberto Mancini.

Kemenangan beruntun ini dimulai dengan kemenangan 4-1 atas Livorno pada Oktober 2006 hingga mengalahkan Livorno 5-2 pada Februari 2007.

Sayang, rekor ini justru harus terputus karena hasil seri 2-2 di kandang sendiri kala melawan Palermo, klub yang menduduki peringkat kelima Klasemen Serie A musim itu.

Padahal sebelumnya Internazionale berhasil meraih tripoin dengan kemenangan 2-1 di kandang Palermo.

Meski demikian, Inter Milan berhasil memuncaki klasemen Serie A dengan 30 kemenangan, 7 hasil seri, dan 1 kekalahan di akhir musim.

Skuat Roberto Mancini hanya kalah sekali di Serie A sepanjang musim 2006/2007 kala melawan AS Roma (1-3).

Milan mengumpulkan 97 poin, 22 poin di atas AS Roma yang menempati posisi kedua.

Sementara sang pemutus rekor, Palermo, berakhir di posisi 5, dengan 16 kemenangan, 10 hasil seri, dan 12 kekalahan.

Palermo hanya bisa mengumpulkan 58 poin, terpaut 39 poin dari Inter Milan yang berjaya dengan 97 poin.

1. Hoffenheim Memutus Kemenangan 19 Laga Beruntun Bayern Muenchen


Para pemain Hoffenheim merayakan gol mereka ke gawang Bayern Muenchen dalam lanjutan Liga Jerman di Sinsheim, 9 September 2017.(DANIEL ROLAND / AFP)

Pep Guardiola membawa Muenchen memenangan 19 laga secara beruntun pada musim 2013-2014.

Sayang, kemenangan beruntun Munich berakhir dengan hasil seri 3-3 melawan Hoffenheim pada Maret 2014.

Munich ditahan imbang di kandang sendiri oleh Hoffenheim yang saat itu hanya bertengger di peringkat 9 klasemen Bundesliga.

Bulan selanjutnya, Munich juga mengkahiri rentetan 53 laga tanpa kekalahan setelah dilibas Borussia Dortmund 0-3 di kandang.

Meski demikian, FC Hollywood tetap keluar sebagai juara Liga Jerman di akhir musim tersebut.

Bahkan nantinya Guardiola sukses mencetak hat-trick gelar Liga Jerman untuk Muenchen pada 2013-2014 hingga 2015-2016.

Sementara itu, Hoffenheim berakhir pada posisi 9 klasemen, dengan 11 kemenangan, 11 seri, dan 12 kekalahan.

Hoffenheim hanya mampu mengkoleksi 44 poin di akhir musim, terpaut 46 poin dari Bayern Munich.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P