Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
liga Eropa musim ini jumlahnya sudah puluhan. Akan tetapi hanya beberapa yang tampil di liga-liga top Eropa seperti Serie A, Ligue 1, Bundesliga, dan Premier League.
Di musim ini, beberapa dari antara mereka yang tampil di liga elit mampu menembus skuat inti bahkan memiliki peran sentral.
Berikut catatan paruh musim pemain berdarah Asia Tenggara di liga-liga elite Eropa:
Kenny Tete (Belanda-Indonesia)
Pemain berdarah Ambon ini menjalani musim perdananya dengan baik bersama Olympique Lyon.
Kenny yang juga berdarah Mozmbique mendapat kepercayaan tampil sebanyak 15 kali sebagai starter di ajang Ligue 1.
Kenny yang beroperasi sebagai bek kanan ini memiliki catatan ciamik di Ligue 1 dengan torehan satu gol dan empat assist.
(Baca Juga: Resmi! PSMS Rekrut 2 Pemain Asing Sekaligus, Salah Satunya Eks Penang FA)
Radja Nainggolan (Belgia-Indonesia)
Pemain bertato ini masih menjadi sosok sentral AS Roma.
Akan tetapi, sejauh ini Radja belum mampu mengangkat posisi Roma beranjak dari peringkat kelima Serie A.
Pada paruh musim 2017/18, Radja memiliki catatan dua gol dan empat assist dari 21 pertandingan baik di Serie A maupun di UEFA Champions League.
A post shared by Radja Nainggolan (@radjanainggolan.4) on
David Alaba (Austria-Filipina)
Bek serba bisa ini sebetulnya masih menjadi pilihan utama di skuat asuhan Jupp Heynckes, Bayern Muenchen.
Hanya saja, Alaba sempat beberapa kali absen di awal musim lantaran cedera engkel yang dialaminya.
Kendati demikian, Alaba tetap mampu menunjukan performa impresif nya dengan menorehkan satu assist serta dua gol dari 19 kali penampilannya di semua ajang.
Guys, are you ready for the fight tonight? #teampacquiao #mayweathervspacquiao #da27
A post shared by David Alaba (@da_27) on
Alphonse Areola (Perancis-Filipina)
Musim ini nampaknya menjadi salah satu musim terbaik Areola bersama PSG.
Ini karena kiper berbandrol 10 juta euro itu mampu menggeser posisi dari Kevin Trapp di posisi penjaga gawang inti.
Sejauh ini Areola mampu menorehkan 11 kali clean sheet dari 19 laga di semua ajang.
Yohan Cabaye (Prancis-Vietnam)
Gelandang tim nasional Prancis ini merupakan pemain inti dari lini tengah Crystal Palace.
Tercatat, Cabaye sudah turun sebanyak 22 kali di segala ajang.
Hanya saja Cabaye baru membua satu assist saja sejauh ini tanpa satupun gol yang ia torehkan.
Cabaye juga belum mampu mengangkat posisi Crystal Palace di papan tengah klasemen Liga Inggris.
Tôi tạ ơn Chúa mỗi ngày mà Ngài ban cho tôi để có một bà như bạn/Je remercie Dieu ts les jours de t'avoir comme gd M. pic.twitter.com/ZFDjtxIcih
— Yohan Cabaye (@YCabayeofficiel) May 11, 2014
(Baca Juga: Jemput hingga Bandara, Inilah Pemain Barcelona Pertama yang Sambut Philippe Coutinho)
Billy Ketkeophomphone (Prancis-Laos)
Winger Angers ini mengalami penurunan performa lantaran cedera ligamen yang ia alami sejak September 2016 dan baru pulih pada November lalu.
Sudah dua musim Billy jarang mendapatkan jam bermain, padahal musim pertamanya di Angers sangat baik dijalaninya dengan tampil sebanyak 35 kali dan menyumbagkan lima gol di ajang Ligue 1.
Di musim ini, Billy baru tampil pada pekan ke-13 Ligue 1.
Sejauh ini, Billy belum menghasilkan assist ataupun gol untuk Angers dari enam penampilannya di Ligue 1.
Dion Cools (Belgia-Malaysia)
Pemain kelahiran Kuching, Malaysia ini merupakan pilihan utama di lini sayap Clube Brugge.
Penampilan Dion yang biasa beroperasi sebagai sayap kanan pun sangat impresif dengan menorehkan tiga gol dan empat assist dari 21 penampilannya di semua ajang.
Pemuda 21 tahun inipun mampu mengantarkan klubnya, Brugge bercokol di puncak klasemen Liga Belgia.
Jika Dion mampu membawa Brugge juara Liga Belgia musim ini, gelar tersebut akan menjadi titel juara Liga Belgia kedua baginya.