Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
2002.
Pada Rabu (14/2/2018), Persija Jakarta dijamu Johor Darul Takzim (JDT) di Stadion Larkin, Johor Bahru.
Laga ini merupakan partai perdana kedua tim di Grup H fase penyisihan Piala AFC 2018.
Kedua tim belum pernah bersua pada kompetisi resmi, setidaknya sejak era 2013 atau sejak Johor FC bereinkarnasi jadi JDT.
(Baca juga: Terdampar Sebagai Juru Kunci, Klub Malaysia yang Dibela Ferdinand Sinaga Genting)
Persija datang ke Stadion Tan Sri Dato' Haji Hassan Yunos, nama kini Stadion Larkin, dengan bekal pengalaman main di level Asia yang usang.
Sebab, skuat Macan Kemayoran terakhir main pada kompetisi Asia pada 2001-2002 atau sekitar 15 tahun lalu.
Sedangkan tuan rumah adalah raja Liga Super Malaysia yang pada 2015 menjuarai Piala AFC.
(Baca juga: Eksklusif Andik Vermansah - Pengakuan soal Persija, Persib, Azrul Ananda, dan Uang 750 Juta)
Dari semua pemain yang ada saat ini, Persija tinggal menyisakan Bambang Pamungkas untuk eks pilar musim 2001-2002.
Kala itu, Persija memulai perjuangan di Asian Club Championship (edisi terakhir sebelum era Liga Champions Asia) sejak putaran pertama.
Namun, Persija langsung bersua juara Liga Jepang, Kashima Antlers, dan laga yang seharusnya terlaksana dua leg hanya berlangsung sekali.
(Baca juga: Sejumlah Klub Liga Malaysia dalam Bahaya, Dua Tim Itu Dibela Pemain Indonesia)
Pada laga away ke Jepang, Persija disikat 1-4 oleh Kashima Antlers, 24 Oktober 2001.
Gol hiburan Persija saat itu dicetak oleh Budi Sudarsono.
Sedangkan pertemuan kedua laga ini gagal terlaksana karena kesepakatan kedua tim.
Alasan utama saat itu, Kashima Antlers enggan ke Indonesia karena kisruh politik sehingga negara ini dianggap bahaya untuk tamu asing, utamanya Jakarta, asal Persija.
Kala itu, manajemen Persija setuju karena tur ke Jepang secara penuh dibiayai tuan rumah atas kesepakatan ini.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on