Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Beberapa Pemain Asing ASEAN pada Liga Super Malaysia 2018 Dianggap Rekrutan Bodoh!

By Estu Santoso - Minggu, 3 Juni 2018 | 21:01 WIB
Striker Kamboja, Chan Vathanaka (kanan) mencoba mengecoh kiper Malaysia, Khairul Fahmi Che Mat di Stadion Thuwunna, Yangon, Myanmar, Minggu (20/11/2016) sore. (AFFSUZUKICUP.COM)

BOLASPORT.COM – Liga Super Malaysia 2018 menambah satu kuota pemain asing dan mereka harus berasal dari negara ASEAN. Pemain asal Indonesia, Kamboja, Singapura, dan Filipina pun datang.

Namun, kebijakan baru untuk Liga Super Malaysia pada musim 2018 ini menuai kritik.

Sebab, kualitas pemain asing asal negara ASEAN beberapa pilar dianggap sebagai pembodohan.

Kasus ini bermula dari kegagalan tiga pemain impor dari Kamboja yang didepak pada jendela transfer kedua Liga Malaysia 2018.

(Baca juga: Lawan Terakhir Timnas Indonesia pada Penyisihan di Piala AFF 2018 Berpeluang Punya Pelatih Baru)

Hal ini seharusnya dijadikan pelajaran oleh klub Liga Super Malaysia supaya lebih berhati-hati untuk melengkapi kuota kelima pemain pada masa yang akan datang.

Dosen Senior Ilmu Kepelatihan dari Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Dr Zulakbal Abd Karim berkomentar keras soal ini.

Zulakbal mengatakan, meski tiga pemain yang terdepak itu anggota timnas Kamboja, tetapi tidak bisa dijadikan patokan merekrut mereka.

(Baca juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Lengkap Grup D, Lionel Messi Langsung Bertemu Tim Debutan)

”Kemungkinan tim hanya sekedar tangkap muat dan terburu-buru untuk mengambil pemain impor ini,” kata Zulakbal kepada Berita Harian yang dikutip BolaSport.com.

”Mereka direkrut hanya berdasarkan karena para pemain itu anggota timnas negaranya. Namun jika dinilai berdasarkan kinerja, mereka gagal bersaing dengan pemain lokal (Malaysia).”

(Baca juga: Calon Lawan Indonesia pada Piala Asia U-19 Babak Belur di Toulon Tournament 2018)

Zulakbal mengatakan, dia melihat kesenjangan yang jauh antara pemain dari Kamboja dan pesepak bola lokal Malaysia.

”Jadi dari sana, kami bisa melihat pemborosan ketika kualitas pemain yang diimpor sama dengan pilar lokal,” ucap Zulakbal tegas.

”Klub harus lebih berhati-hati dan perlu mendapatkan informasi yang cukup atau menggunakan pencari bakat untuk mendapatkan pemain yang benar-benar berkualitas,” ujarnya.

Zulakbal juga menegaskan, tidak adil untuk mengatakan bahwa semua pemain impor ASEAN tidak mengesankan.

(Baca juga: Mulai Pemanasan ke Piala AFF 2018, Thailand Langsung Tumbang di Bangkok)

”Pemain asal Singapura dan Indonesia masih memiliki pengaruh bagi tim mereka,” tuturnya.

Dengan diperkenalkannya kuota impor ASEAN musim ini, empat pemain Kamboja direkrut klub Liga Super Malaysia.

Pahang FA memakai jasa striker Chan Vathanaka, yang sebelumnya berkarier di kompetisi kasta bawah Liga Jepang.


Gelandang Kelantan FA dari Indonesia, Ferdinand Sinaga, tampil melawan Terengganu City FC dalam putaran ketiga Piala FA Malaysia di Stadion Sultan Mohammad IV, Kota Bharu, Jumat (2/3/2018) malam WIB.(INSTAGRAM.COM/KELANTANFA.OFFICIAL)

Sementara itu, PKNP FC mendatangkan Keo Sokpheng dan Mony Udom bergabung dengan Negeri Sembilan FA.

Terengganu FC memakai jasa Thierry Chanta Bin.

Namun, tiga pemain kecuali Chantha Bin terdepak dan harus ’dideportasi’ dari Liga Super Malaysia.

(Baca juga: Striker yang Berkembang di Prancis dan Jerman, Jadi Pahlawan saat 'Mengamuk' pada Laga Terbaru Liga Singapura)

Chanta Bin yang merupakan gelandang, juga bukan pemain Kamboja murni karena dia lahir dan besar di Prancis dengan orang tua asal negara itu.

Selain tiga pemain Kamboja yang didepan, sebelumnya dua pemain impor ASEAN lain juga lebih dulu dilepas klubnya.

Mereka adalah penyerang Filipina, Misagh Bahadoran, yang dilepas Perak FA, serta Ferdinand Sinaga dari Indonesia yang taka lama membela Kelantan FA.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P