Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Gol yang diciptakan Evan Dimas ke gawang PKNS di ajang Liga Super Malaysia, Rabu (6/6/2018), punya makna lebih dari sekadar tambahan tiga poin bagi Selangor FA.
Di Stadion KLFA malam itu, Evan mencetak gol dengan cara yang berbeda dari biasanya.
Menerima bola di area sebelum garis tengah, pemilik kostum nomor 6 itu menggiring bola sendirian hingga mendekati kotak penalti lawan sebelum melepas tendangan deras.
Bola yang mengarah ke sudut kanan gawang itu tak bisa ditahan oleh kiper PKNS, Muhammad Shahril Saa'ri. Gol! Skor berubah menjadi 2-1 buat Selangor dan bertahan hingga laga selesai.
(Baca Juga: Rapor Pemain Senior di Timnas U-23 Indonesia Sepanjang 2018 - Andritany Terbaik, Lerby Paling Jelek)
Inilah kali kedua secara beruntun Evan mencetak gol di Liga Super Malaysia 2018.
Sebelumnya, anak muda 23 tahun kelahiran Surabaya tersebut turut mencatatkan nama di papan skor saat Gergasi Merah menang telak 4-0 kontra Kelantan.
Entahlah bila gol dalam sepasang laga terkini itu ada hubungannya dengan rambut Evan yang kini dicukur tipis, tapi yang jelas torehan tersebut punya makna besar bagi Evan dan pemain asing Asia Tenggara di Liga Super Malaysia musim ini.
Beri Nuansa Baru, Begini Tampilan Anyar Jersey Tandang Arsenal Musim 2018/2019 https://t.co/qzaikJyHxb
— BolaSport.com (@BolaSportcom) June 7, 2018
Sebagaimana dipantau BolaSport.com, jurnalis Fox Sports Asia, Nicolas Anil, menyebut playmaker Timnas Indonesia ini mulai memperlihatkan sinyal telah menemukan kembali performa terbaiknya.
Eks Bhayangkara FC tersebut disebut cenderung bermain saat membela Selangor sepanjang paruh pertama musim, tapi kini lebih berani melepas operan dan kian nyaman saat menguasai si kulit bundar.
Performa kekinian itu sekaligus menjadi jawaban buat kritik pelatih Selangor, Nazliazmi Nasir.
(Baca Juga: Statistik Ini Perlihatkan Beto Lebih Nyetel di Timnas U-23 Dibanding Lerby)
Suksesor Maniam Pachaiappan tersebut sebelumnya sempat melontarkan pernyataan yang dianggap sebagai sinyal bakal dilepasnya Evan serta kompatriotnya Ilham Udin Armaiyn.
"Pemain asing kami harusnya tampil lebih baik dibanding pemain lokal, bukannya malah menjadi titik lemah tim," kata Nazliazmi beberapa waktu lalu sebagaimana dilansir BolaSport.com dari situs resmi Selangor.
(Baca Juga: 4 Pemain Timnas U-23 yang Perlu Dievaluasi Luis Milla, Ada Satu Senior)
"Menurut saya, penampilan Evan dan Ilham biasa-biasa saja," ucap sang pelatih kala itu selepas timnya hanya bermain imbang 2-2 melawan Johor Darul Takzim bulan lalu.
Dengan dua golnya di Liga Super Malaysia 2018, Evan membuktikan statusnya sebagai playmaker terbaik yang dimiliki Timnas Indonesia saat ini.
(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Lengkap Grup E, Brasil Punya 1 Musuh Berat)
Pengidola klub Barcelona itu sekaligus memperlihatkan alasan kelayakan diboyong dengan harga mahal oleh Selangor FA.
Lebih dari itu, performa ciamik Evan menjadi bukti bahwa pemain asal Asia Tenggara juga bisa bersaing di kompetisi kasta teratas Negeri Jiran.
Keraguan atas pemain yang didatangkan dengan memakai kuota pemain ASEAN belakangan memang meluap.
Hal ini tak lepas dari nasib Chan Vathananka, bintang Timnas Kamboja yang dilepas oleh Pahang FA. Rekan senegara Vathananka, Keo Sokpheng, sebelumnya juga berpisah dengan PKNP.
Sementara sejumlah pemain Asia Tenggara lain, seperti Achmad Jufriyanto (Indonesia/Kuala Lumpur FA), Angel Guirado (Filipina/Negeri Sembilan), hingga Alvaro Silva (Filipina/Kedah FA), juga dianggap tidak istimewa.
Menariknya, kendati bisa tampil baik di sepasang duel pamungkas, Evan tak tertarik membesar-besarkan kontribusi pribadinya.
(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)
"Saya merasa kami bermain lebih baik sebagai kesatuan, dan chemistry kami meningkat di tiap pertandingan," ujarnya.
Bila bisa konsisten mempertahankan performa di level tertinggi, plus sikap rendah hati seperti yang ditunjukkannya itu, Evan memang layak berdiri di garda terdepan pembuktian bahwa pesepak bola Asia Tenggara juga punya kualitas yang tak kalah dibanding, minimal, pemain dari negara Asia lainnya.