Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM – Operator Liga Malaysia atau MFL tidak setuju dengan penetapan plafon gaji pada Liga Malaysia untuk 2019 dan mereka akan mengadopsi cara di La Liga.
Administrator Liga Malaysia untuk 2019 telah memiliki formula untuk mengatasi masalah penggajian pemain yang belum dibayar dengan cara seperti di La Liga.
Kepala Eksekutif MFL, Kevin Ramalingam mengatakan, melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan La Liga Spanyol pada Januari tahun lalu, aturan akan mereka terapkan.
(Baca juga: Polemik Jelang Pergantian Tahun, Kapten Timnas Malaysia Menolak Aturan Baru Liga Malaysia)
Skenario soal penggajian pesepak bola di Negeri Jiran diperkirakan akan berubah hampir '360 derajat' menggunakan konsep La Liga sebagai wajah baru dari Liga Malaysia (Liga M).
Di antara perubahan besar yang diharapkan terjadi adalah peningkatan kualitas liga lokal yang melibatkan perjalanan liga, manajemen klub, lisensi klub, manajemen komersial dan prosedur manajemen keuangan.
(Baca juga: Pelatih Juara Piala Dunia 2002 Punya Peluang Kembali Melatih di China)
Salah satu dari manajemen keuangan itu termasuk masalah pembelian dan penjualan pemain.
”Kami telah mengumumkan sebelumnya tentang kolaborasi La Liga untuk meningkatkan kualitas sepak bola Liga M dan butuh waktu karena masih dalam tahap peninjauan,” kata Kevin.
(Baca juga: Punya Tiga Bintang Juara Piala Dunia, Klub Jepang Ini Jalani Pra-musim 2019 di Amerika Serikat)
”Kemungkinan, kami akan mengumumkannya pada pertengahan 2019 dan akan diberlakukan pada 2020 atau 2021,” tuturnya seperti dikutip BolaSport.com dari Harian Metro.
Kevin pun percaya bahwa ketika sistem liga baru yang akan diterapkan mengatasi berbagai masalah yang melibatkan tunggakan upah dan perizinan klub.
(Baca juga: Gelandang Jepang yang Pernah Mencetak Satu Gol di Liga Italia Memutuskan Pensiun)
”Tetapi sebelum itu, saya berharap semua pihak bersabar dan jangan langsung menyalahkan pihak mana pun,” ucap Kevin.
”Kami (MFL) terus memantau kemajuan tim dan akan mencari cara terbaik untuk mengatasi masalah yang dialami tim," katanya.
(Baca juga: Selamat Tinggal 2018, Liga 1 2019 Bakal Diisi Satu Klub Baru dengan Status Debutan)
Berdasarkan rujukan di situs resmi La Liga, Pasal 38 menyatakan bahwa semua tim harus menyediakan satu musim awal dan itu akan diputuskan oleh badan pengatur La Liga sebelum disetujui, dengan klub harus menghabiskan dalam batas moneter yang ditentukan.
(Baca juga: Tinggalkan 2018 dan Liga 2 2019 Bakal Diisi Klub yang Numpang Lewat di Liga 1, Ini Daftar Timnya)
Biaya itu termasuk penyediaan untuk tim utama, tim cadangan, pengembangan akademi, dan tim lain yang berada di bawah naungan klub.
Sebelumnya, kegagalan beberapa tim untuk membayarkan tunggakan gaji pun memaksa sebuah klub menarik diri dari kancah Liga M.
(Baca juga: Cetak Enam Gol pada 2018, Kapten Timnas Thailand Dilepas Klub Papan Atas Liga Jepang
Hal itu menyebabkan kecemasan di kalangan penggemar olahraga lokal, pengamat, dan administrator.
Antusiasme beberapa tim seperti Penang FA, Kelantan FA, Perlis FC, Kuantan FA, Terengganu City FC (TCFC) dan Felcra FC mengikat para pemain top berbuah hal negatif.
(Baca juga: Johor Darul Takzim Duetkan 'Neymar' dan 'Messi' pada 2019)
Selesai musim, mereka gagal membayar gaji pemain dan ofisial tim.
(Baca juga: Pada 2018 Bersinar di Piala Dunia dan Copa Libertadores, Playmaker Ini Siap Berkarier di China)
(Baca juga: Pelatih Klub Pertama yang Juara Liga Europa Teruskan Karier di Liga Super China)