Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sejauh manakah langkah wakil Indonesia di kejuaraan antarklub Asia? Persipura Jayapura pernah mengharumkan nama Ibu Pertiwi ketika berhasil menjejak empat besar alias semifinal Piala AFC edisi 2014.
Bermodalkan predikat kampiun Liga Super Indonesia (LSI) 2013, Persipura tampil memikat di Piala AFC 2014.
Fase grup dilewati Boaz Solossa dkk. dengan memuncaki klasemen yang terdiri dari Churchill Brothers (India), Home United (Singapura), dan New Radiant (Maladewa).
Perjalanan heroik Persipura berlanjut di babak 16 besar. Yangon United (Myanmar) digilas 9-2.
Inilah kemenangan terbesar klub Indonesia di kompetisi antarklub Asia sekaligus skor paling telak pada gelaran musim itu.
Di perempat final, Persipura berjumpa salah satu klub asal Timur Tengah, Kuwait FC.
(BACA JUGA: Hasil Undian Liga Champions - Inilah Grup Paling Maut Menurut Peringkat Versi UEFA)
Pertemuan pertama berakhir mengecewakan lantaran mereka harus menelan kekalahan tipis 2-3 dan terancam mengulangi kegagalan edisi 2011 saat mentok di delapan besar.
Namun, apa yang terjadi pada perempat final leg II sungguh di luar dugaan.
Persipura mampu membalikkan keadaan dan menorehkan sejarah baru berkat permainan kolektif plus kedisiplinan dalam menjalankan taktik pelatih.
Tak tanggung-tanggung, gawang Kuwait FC dibobol enam kali dan cuma diberi sekali kesempatan membalas.
Robertino Pugliara, Boaz Solossa, Titus Bonal, dan Ferinando Pahabol bergantian mengukir nama masing-masing di papan skor.
Khusus Robertino, gelandang flamboyan berkebangsaan Argentina ini mencetak hattrick.
Perinciannya adalah sepakan akrobatik pada menit ke-4, sontekan ringan jarak dekat (45+3’), dan aksi individu menawan disertai penyelesaian kelas dunia (66’).
“Anak-anak bermain tanpa cela dan tidak mengulangi kesalahan seperti duel pertama. Menghadapi tim sekelas Kuwait FC itu tak bisa hanya mengandalkan keberuntungan," kata pelatih Persipura kala itu, Jacksen F. Tiago, seperti dilansir Tabloid BOLA edisi 3 September 2014.
"Penerapan strategi dan komitmen pemain untuk disiplin terhadap taktik sangat krusial,” tuturnya.
Sayang, laju Persipura terhenti di semifinal. Klub Timur Tengah lain, Al Qadsia, yang belakangan menjadi juara Piala AFC 2014, mengalahkan Tim Mutiara Hitam dengan skor telak 2-10 secara agregat.
Persipura barangkali gagal merengkuh trofi, tapi prestasinya patut diapresiasi, terutama dalam urusan menggetarkan gawang lawan.
Koleksi 28 gol sepanjang turnamen menjadi yang paling produktif bersama Al Qadsia di Piala AFC 2014.