Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kabar duka datang setelah pertandingan Timnas Indonesia melawan Fiji yang berakhir imbang tanpa gol di Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (2/9/2017).
Satu suporter Indonesia, Catur Juliantono, meninggal dunia usai terkena petasan selepas pertandingan berakhir.
Kenapa ini disebut sebagai kelengahan pihak keamanan?
Karena meninggalnya alm Catur Juliantono dikarenakan terkena petasan.
Bagaimana bisa suporter yang membawa petasan diizinkan untuk masuk oleh pihak keamanan Stadion Patriot Candrabhaga.
Pihak keamanan tidak mampu menjalankan tugas sebagaimana telah diatur jelas oleh FIFA.
Dalam aturan FIFA Stadium Safety and Security Regulations pihak keamanan lalai menjalankan Security Checks.
Security Checks mengatur jelas bahwa pihak keamanan wajib melakukan pemeriksaan kepada orang ataupun kendaraan yang masuk ke titik yang tidak terbuka untuk umum.
Selain itu, pemeriksaan keamanan ini diantaranya harus memverifikasi berikut:
Pada kenyataannya pihak keamanan di Stadion Patriot tak mampu meverifikasi senjata dan barang terlarang.
Pihak keamanan juga kerap terlambat mengantisipasi kejadian, selalu mamakan korban terlebih dahulu baru diidentifikasi untuk pelaku dan penyebabnya.
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Salah satunya dari aturan Security Checks yang tidak dijalankan dengan teliti.
Demi persepakbolaan Indonesia yang lebih baik lagi, sebaiknya pihak keamanan harus lebih tegas dan teliti lagi dalam verifikasi suporter sebelum masuk stadion.
Pihak keamanan bisa lebih menyebar di lingkungan stadion ketika pertandingan berlangsung, karena kebanyakan pihak keamanan selalu bergerombol di pojok-pojok lapangan.
Hal ini membuat penanganan insiden di stadion kerap terlambat.
Alm Catur Juliantono menjadi korban kedua di tahun ini, setelah sebelumnya ada Bobotoh Persib, alm Ricko Andrean yang juga meninggal di dalam stadion.