Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Klub sudah harus menyadari bahwa pemain merupakan aset. Perawatan cedera pemain mereka tentu menjadi perhatian penting. Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) pun angkat bicara menyoroti hal tersebut.
Penulis: Ferry Tri Adi
Penelusuran APPI menemukan beberapa klub yang abai terhadap cedera pemain atau cenderung lepas tanggung jawab.
“Cedera pemain menjadi perhatian penting kami. Pada tahun ini terutama di Liga 1, sudah ada perbaikan dalam perlindungan pemain yang cedera. Klub-klub Liga 1 sudah banyak yang bekerja sama dengan asuransi atau rumah sakit khusus olahraga," kata Muhamad Hardika Aji, Player Relations APPI.
"Pekerjaan rumah berikutnya ialah Liga 2. Beberapa kasus cedera pemain muncul dan ramai diperbincangkan lantaran klub lepas tanggung jawab. Terbaru ialah Rachmat Afandi, yang diputus kontraknya oleh Persebaya karena mengalami cedera cukup parah hingga harus menepi sekitar enam bulan,” tutur Aji.
Padahal, ketika itu Fandi, sapaan sang pemain, sudah lolos tes medis pada awal masuk klub.
Artinya tidak masalah dengan kondisi Fandi. Dia mengalami cedera ketika di laga pra-musim.
APPI bertindak mendampingi Fandi soal pemutusan kontrak itu.
“Dalam kasus Fandi ini kami membantunya dengan dialog persuasif bersama klub yang bersangkutan. Karena ini juga berkaitan dengan kontrak, kami pun mencarikan pengacara,” ujar Aji.