Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Makin lengkap penderitaan Semen Padang. Bermain di kandang sendiri, Stadion Agus Salim Padang, Tim Kabau Sirah seperti bermain di kandang lawan. Tak hanya sepi penonton, juga ditekan lawan dan akhirnya kalah 1-2.
Ini merupakan kekalahan kedua pada putaran kedua Liga-1. Sebelumnya Hengky Ardiles dan kawan-kawan takluk 1-3 oleh Bali United. Satu laga kandang lainnya juga ditahan imbang 1-1 oleh Borneo FC.
Artinya, dari tiga laga kandang, tim asuhan Nilmaizar sudah kehilangan tujuh poin. Angka yang cukup tragis sebagai tuan rumah.
Sementara laga tandang juga tak membuahkan hasil memuaskan. SP dikalahkan Persipura 0-3 dan bermain imbang 2-2 ketika bersua Persib.
Tetapi, dari semua derita itu, tentu tak ada yang lebih naif dari kekalahan atas Bhayangkara FC. Selain gol menyakitkan pada menit-menit akhir pertandingan, tuan rumah Semen Padang sulit keluar dari tekanan lawan, terutama di babak kedua.
Stadion yang berkapasitas 15 ribu tempat duduk, hanya terisi kurang dari seperempatnya. Bahkan, tribun tertutup yang bisa penuh sesak, justru didominasi warna kuning, pendukung Bhayangkara FC.
(Baca Juga: Timnas Indonesia dan 3 Kartu Merah Tak Penting dalam Laga Penting Sepanjang 2017)
Para polisi dan polisi wanita yang dikerahkan Polda Sumbar, jauh lebih banyak dibanding semua penonton lainnya.
Lebih naif lagi, The Kmer’s dan Spartacks yang dikenal setia dengan tim dari Bukit Indarung itu, nyaris tak ada di tribune. Biasanya tribune timur Agus Salim menjadi 'kekuasaan' kedua kelompok suporter Semen Padang tersebut.
Kondisi ini tentu dipicu oleh hasil buruk dua laga kandang sebelumnya. Dikalahkan Bali United, ditahan Borneo FC. Sehingga pendukung tim BUMN ini seakan-akan kecewa dan untuk sementara menjauhi dengan hanya menikmati pertandingan lewat siarah langsung televisi.
“Ini benar-benar lengkap penderitaan Semen Padang. Sudah tak didukung kelompok suporter yang selama ini selalu hadir, juga tak dilihat penggermar sepakbola lainnya, selain keluarga besar Semen Padang,” sebut Cail, salah seorang wartawan media on-line di Padang.